Penyakit Disentri: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Mei 23, 2018


Penyakit disentri dicirikan dengan diare berdarah. Dengan kata lain, Anda perlu berhati-hati jika mengalami diare yang disertai bercak darah di tinja—bisa jadi itu salah satu gejala disentri. Penyebab disentri sering kali ialah infeksi disentri basiler dan disentri amoeba. Dan dibandingkan dengan orang dewasa, disentri pada bayi perlu penanganan lebih ekstra.

Dalam artikel ini Anda akan menemukan penjelasan tentang ciri-ciri disentri, penyebab penyakit disentri, dan cara mengobati disentri. Jangan lewatkan juga pembahasan penting seputar disentri pada bayi yang khususnya berguna bagi para orang tua.

Apa Itu Penyakit Disentri?

Sebagaimana sudah disinggung, disentri adalah penyakit diare serius yang disebabkan oleh infeksi pada usus. Tanda dan gejala disentri biasanya tidak terlalu parah dan dapat membaik dalam beberapa hari. Karena itu banyak orang yang tidak pergi ke dokter dan mendapat perawatan medis.

Di seluruh dunia setiap tahunnya ada sekitar 120 juta – 165 juta kasus dari infeksi disentri basiler, dan 1 juta diantaranya berakibat fatal. Lebih dari 60 persen dari kasus yang fatal itu terjadi pada anak-anak di bawah 5 tahun yang tinggal di negara-negara berkembang.

Di Indonesia sendiri jumlah penderita penyakit disentri tidak dapat dipastikan. Itu karena sebagian besar penderitanya memilih untuk perawatan sendiri di rumah tanpa periksa ke dokter. Namun hal itu berisiko, sebab disentri dapat menyebar ke lingkungan sekitar jika sanitasinya buruk, apalagi di daerah padat penduduk.

Dua Jenis Utama Penyakit Disentri

Disentri Amoeba: Disebabkan oleh parasit bersel satu (amoeba) bernama Entamoeba histolytica. Penyakit disentri ini lebih rentan menginfeksi orang-orang yang tinggal di daerah tropis yang sanitasinya buruk.

Disentri Basiler: Disebabkan oleh kelompok bakteri bernama Shigella. Infeksi disentri ini paling riskan dialami oleh anak-anak kecil, orang yang bepergian ke daerah yang terjadi kasus disentri ini, pria yang berhubungan seks dengan pria lain, dan orang yang sistem kekebalannya lemah.

Seperti Apa Gejala Disentri?

Gejala disentri yang dirasakan bisa ringan, bisa juga berat. Hal itu bergantung pada kondisi sanitasi di daerah tempat infeksi itu menyebar. Di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, ciri-ciri disentri biasanya cenderung lebih berat dibandingkan di negara-negara maju.

Gejala penyakit disentri yang tergolong ringan yaitu: sakit perut ringan, kram perut, dan diare. Keluhan-keluhan ini seringnya muncul dari hari pertama sampai hari ketiga setelah terjadi infeksi, dan penderitanya akan pulih dalam seminggu.

penyakit disentri - gejala disentri - penyebab disentri - disentri pada bayi

Adakalanya infeksi disentri menyebabkan seseorang mengembangkan intoleransi laktosa. Ini adalah kondisi dimana tubuh tidak mampu memetabolisme laktosa dengan baik, sehingga menimbulkan gejala perut kembung dan diare ketika mengonsumsi susu. Laktosa adalah jenis gula yang terdapat dalam susu. Intoleransi laktosa dapat terjadi hingga bertahun-tahun meski disentri telah sembuh.

Gejala Disentri Basiler

Gejala-gejala dari disentri basiler umumnya muncul mulai hari pertama sampai hari ketiga setelah terinfeksi. Biasanya penderita akan mengeluhkan sakit perut ringan disertai diare, tapi tidak ada darah atau lendir pada tinja.

Selain itu, ada ciri-ciri disentri lain yang lebih jarang dialami, yakni: terlihat ada darah atau lendir pada tinja, sakit perut yang parah, demam, mual, serta muntah-muntah. Sering kali gejala disentri basiler tidaklah parah dan akan membaik dalam beberapa hari, karena itu penderitanya tidak selalu ke dokter.

Gejala Disentri Amoeba

Seseorang yang terinfeksi disentri amoeba mungkin akan mengeluhkan gejala-gejala seperti berikut: sakit perut, demam dan menggigil, mual dan muntah, diare cair (kadang disertai darah, lendir, atau nanah), sakit saat BAB, kelelahan, juga sembelit.

Bila parasit amoeba bergerak melalui dinding usus, mereka dapat menyebar ke aliran darah serta menginfeksi organ-organ lain dalam tubuh. Selain itu, bisa saja infeksi itu menimbulkan luka di usus yang berdarah, lalu jejak darahnya terlihat di tinja.

Gejala disentri amoeba dapat dialami hingga beberapa minggu. Dan bahkan setelah gejala-gejalanya hilang, amoeba bisa tetap tinggal di dalam tubuh dan bisa kembali berulah jika kekebalan tubuh sedang melemah.

Apa Saja Penyebab Disentri?

Karena ada dua jenis utama penyakit disentri, maka ada dua penyebab utama dari penyakit ini. Penyebab disentri yang pertama adalah infeksi disentri basiler, dan yang kedua adalah infeksi disentri amoeba.

Penyebab Pertama: Disentri Amoeba

Jenis disentri ini disebabkan oleh parasit amoeba Entamoeba histolytica (E. histolytica) yang menyerang dinding usus. Selain menjadi penyebab disentri, infeksi amoeba ke dinding usus juga dapat menyebabkan penyakit kolitis.

Infeksi juga bisa menyebar melalui aliran darah ke organ hati. Bahkan juga dapat menyebar ke paru-paru, otak, atau organ-organ lain, meski hal ini jarang terjadi.

Disentri amoeba terjadi di seluruh dunia. Jenis ini paling sering menjadi penyebab disentri di daerah-daerah tropis yang penduduknya padat dan memiliki sanitasi buruk. Selain terjadi di Indonesia, disentri amoeba juga menjadi masalah di Afrika, Meksiko, sebagian Amerika Selatan, dan India.

Penyebaran Parasit Amoeba:

  • Melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi
  • Melalui pupuk yang terbuat dari kotoran manusia
  • Menyentuh benda-benda, seperti mainan, handuk, atau meja, yang terkontaminasi
  • Dari orang ke orang lain, terutama melalui kontak dengan mulut atau anus

Seseorang yang terinfeksi amoeba E. histolytica tidak selalu akan terkena penyakit disentri. Menurut lembaga Centers for Disease Control and Prevention (CDC), hanya sekitar 10 – 20% orang yang terinfeksi yang akan sakit. Mereka yang menjadi sakit biasanya merasakan gejala disentri dalam waktu 2 – 4 minggu, meski kadang bisa lebih lama.

Penyebab Kedua: Disentri Basiler

Jenis disentri ini disebabkan oleh kelompok bakteri bernama Shigella yang menyerang dinding usus. Kemungkinan inilah penyebab disentri yang umum di negara-negara maju. Setidaknya ada 3 spesies bakteri Shigella, yakni Shigella sonnei, Shigella flexneri, dan Shigella dysenteriae.

Orang yang terinfeksi bakteri ini akan meneruskan bakteri ke dalam tinja mereka. Lalu mereka bisa tanpa sengaja menyebarkan bakteri ke makanan atau minuman, atau melalui kontak langsung dengan orang lain. Meski hanya sedikit bakteri yang masuk dalam mulut, tapi itu sudah cukup untuk menjadi penyebab disentri.

penyakit disentri - gejala disentri - penyebab disentri - disentri pada bayi

Penyebaran Bakteri Shigella:

  • Melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi
  • Menyentuh benda-benda, seperti mainan, handuk, atau meja, yang terkontaminasi
  • Menelan air di kolam renang, sungai, atau danau yang terkontaminasi
  • Dari orang ke orang, terutama melalui kontak dengan mulut atau anus

Menurut lembaga CDC, seseorang yang terinfeksi bakteri Shigellosis dapat mulai merasakan gejala disentri 1 – 2 hari setelah infeksi. Biasanya gejala-gejala akan terus dirasakan dalam waktu 5 – 7 hari, tapi kadang butuh waktu beberapa bulan sampai keteraturan BAB kembali normal.

Bagaimana Pengobatan Disentri?

Pertama, dokter perlu memastikan dulu penyebab disentri, apakah disebabkan oleh bakteri Shigella atau karena amoeba E. histolytica. Dokter akan melakukan tes untuk memastikannya. Setelah hasil tes didapatkan, beliau akan memberikan pengobatan disentri yang sesuai.

Pengobatan Disentri Amoeba

Cara mengobati disentri amoeba yaitu menggunakan obat amoebicidal. Obat itu berfungsi untuk membunuh amoeba dan memastikan agar tidak ada amoeba yang tersisa di dalam tubuh pasien.

Selain obat amoebicidal, obat metronidazole juga sering digunakan untuk mengobati disentri. Metronidazole tergolong obat antibiotik yang berfungsi untuk mengatasi infeksi bakteri maupun parasit (termasuk amoeba).

Bila tidak jelas apa penyebab disentri yang dialami, pasien mungkin akan diberikan gabungan obat antibiotik dan amoebicidal. Namun pengobatan semacam itu harus mempertimbangkan tingkat keparahan dari gejala disentri yang dirasakan pasien.

Pengobatan Disentri Basiler

Disentri basiler yang gejala-gejalanya ringan—jenis disentri yang umum terjadi di negara-negara maju—biasanya akan pulih sendiri meski tidak diobati. Namun pasien tetap disarankan untuk minum banyak cairan. Pada kasus yang lebih serius, dokter akan meresepkan obat antibiotik untuk disentri tersebut.

Semua pasien disentri (disentri amoeba ataupun disentri basiler) yang mengalami diarea atau muntah-muntah harus minum banyak air agar tidak dehidrasi. Jika pasien tidak bisa minum, atau jika diare dan muntah-muntahnya begitu parah, mungkin dokter akan memberikan pengganti cairan tubuh melalui infus.

Info Penting seputar Disentri pada Bayi

Penyakit disentri pada bayi memerlukan penanganan lebih ekstra. Itu karena gejala disentri pada bayi dapat dengan cepat bertambah buruk bila tidak ditangani dengan baik. Berikut adalah sejumlah informasi penting seputar disentri pada bayi.

Penyebab Disentri pada Bayi:

Anak bayi bisa terserang penyakit disentri dari makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri atau amoeba penyebab disentri. Anak-anak juga punya kebiasaan memasukkan benda-benda ke dalam mulutnya, dan itu membahayakan jika yang dimasukkan adalah benda yang terkontaminasi. Anak usia 1 – 4 tahun yang tinggal di lingkungan padat penduduk khususnya rentan terinfeksi disentri.

penyakit disentri - gejala disentri - penyebab disentri - disentri pada bayi

Gejala Disentri pada Bayi:

Pada bayi, penyakit disentri biasanya diawali dengan gejala demam, mual, muntah, kram perut, juga diare. Diare bisa sering terjadi, hingga satu jam sekali, dan disertai darah, lendir, atau nanah di tinjanya.

Jika bayi mengalami muntah-muntah, itu bisa dengan cepat menyebabkan dehidrasi pada bayi. Dehidrasi dapat memicu terjadinya gejala syok dan akan berakibat fatal bila tidak ditangani.

Tanda-tanda dehidrasi yang perlu diperhatikan yaitu mulut kering, mata cekung, dan kulit tidak lentur. Anak mungkin akan merasa sangat haus, gelisah, dan lemas. Selain itu perhatikan juga warna dari urinnya. Urin yang berwarna gelap dan pekat perlu dicurigai sebagai tanda dehidrasi.

Cara Mengobati Disentri pada Bayi:

Ada baiknya Anda membawa anak ke dokter jika melihat adanya ciri-ciri disentri pada bayi Anda, terutama diare berdarah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan agar semua gejala diare berdarah ditangani menggunakan obat antibiotik.

Selain meresepkan antibiotik, dokter juga mungkin akan mengobati dehidrasi yang disebabkan oleh diarenya. Beliau biasanya menggunakan larutan rehidrasi untuk dengan cepat mengembalikan cairan tubuh. Dalam kasus penyakit disentri yang parah, dokter mungkin menggunakan infus untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.

Herbal untuk Mengatasi Infeksi Bakteri dan Parasit

Disentri sering menyerang orang-orang yang sistem kekebalannya lebih lemah, misalnya bayi, anak kecil, atau orang yang sedang mengidap penyakit tertentu. Wajar saja, karena sistem kekebalan tubuh lah yang bertugas bagaikan “benteng pertahanan” terhadap serangan kuman penyakit—entah itu bakteri, parasit, atau kuman lainnya.

Sebenarnya Anda bisa melihat sisi positifnya. Itu artinya Anda bisa dengan efektif mencegah disentri apabila kekebalan tubuh ditingkatkan. Disinilah herbal bisa membantu, terutama yang bermanfaat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Noni juice adalah pilihan herbal yang dapat secara signifikan mengoptimalkan kekebalan tubuh Anda. Setidaknya ada dua cara kerja Noni juice dalam hal ini. Pertama, Noni mengandung senyawa polisakarida yang merangsang serta meningkatkan kekebalan alami tubuh. Kedua Noni merangsang produksi nitrit oksida yang membantu memberantas infeksi bakteri dan parasit.

Ingatlah bahwa disentri disebabkan oleh bakteri dan parasit. Bila dikonsumsi secara rutin, Noni juice diharapkan akan membuat tubuh menjadi lebih kuat mengatasi serangan infeksi bakteri maupun parasit penyakit disentri.

Kesimpulan

Penyakit disentri terjadi akibat infeksi pada usus. Disentri dapat dialami siapapun, namun yang lebih riskan untuk mengalami disentri yang mematikan adalah bayi dan anak kecil. Penyebab disentri pada umumnya ada dua, yaitu karena infeksi parasit amoeba E. histolytica dan infeksi bakteri Shigella.

Orang-orang yang tinggal di tempat padat penduduk dan bersanitasi buruk perlu mewaspadai gejala disentri seperti sakit perut, diare, dan mual atau muntah-muntah. Kadang diare disertai dengan bercak darah, lendir, atau nanah di tinja.

Gejala lain yang perlu diperhatikan ialah tanda-tanda dehidrasi, khususnya dalam kasus disentri pada bayi. Bayi maupun anak kecil bisa dengan cepat mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan akibat diare dan muntah-muntah. Segeralah bawa ke dokter begitu menyadari adanya gejala-gejala disentri pada bayi.

Demikianlah artikel tentang penyakit disentri. Semoga informasi ini membuat Anda semakin peduli terhadap kesehatan sendiri maupun keluarga. Nantikan juga ulasan menarik lain seputar tips kesehatan, info kesehatan, dan pengobatan herbal hanya di Deherba.com.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}