Cedera Otak Traumatis: Gejala, Penyebab, dan Efek Komplikasinya


By Cindy Wijaya

Benturan atau sentakan keras pada kepala atau tubuh seseorang dapat membuatnya mengalami cedera otak traumatis. Selain itu sebuah benda yang menusuk tembus tengkorak dan memasuki jaringan otak juga dapat menyebabkan cedera ini.

Seseorang kemungkinan mengalami cedera ini apabila ada tanda bahwa fungsi normal otaknya berubah setelah cedera. Ini bisa jadi ditandai dengan hilangnya atau menurunnya kesadaran, hilang ingatan, gangguan fungsi kognitif, dan gangguan kondisi mental.

Untuk memahami lebih jelas mengenai cedera otak traumatis, artikel ini akan mengulas mengenai gejala-gejalanya, penyebab umumnya, serta efek cedera otak traumatik.

Gejala Cedera Otak Traumatik

Ada cukup banyak gejala cedera otak traumatik dari segi fisik dan psikologis. Beberapa gejala mungkin bisa langsung muncul setelah terjadinya cedera, sedangkan beberapa yang lain mungkin baru muncul beberapa hari atau minggu kemudian.

Gejala Cedera Otak Traumatik Ringan

Gejala cedera otak traumatik ringan dari segi fisik:

  • Sakit kepala
  • Mual atau muntah
  • Kelelahan atau perasaan lemas
  • Kesulitan bicara
  • Pusing atau kehilangan keseimbangan

Gejala cedera otak traumatik dari segi sensorik:

  • Masalah sensorik, seperti penglihatan kabur, telinga berdenging, rasa tidak enak di mulut atau perubahan kemampuan mencium aroma
  • Sensitif terhadap cahaya atau suara

Gejala cedera otak traumatik dari segi kognitif, perilaku, atau mental:

  • Kehilangan kesadaran selama beberapa detik hingga beberapa menit
  • Menjadi linglung, bingung, atau disorientasi
  • Gangguan ingatan atau masalah konsentrasi
  • Perubahan suasana hati
  • Merasa tertekan atau cemas
  • Kesulitan tidur
  • Tidur lebih lama dari biasanya

Gejala Cedera Otak Traumatik Sedang Hingga Parah

Gejala cedera otak traumatik yang sedang hingga parah dapat mencakup gejala-gejala dari cedera yang ringan, dan ditambah gejala-gejala berikut dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari setelah cedera:

Gejala cedera otak traumatik dari segi fisik:

  • Kehilangan kesadaran selama beberapa menit hingga beberapa jam
  • Sakit kepala yang terus ada atau yang memburuk
  • Mual atau muntah berulang kali
  • Kejang-kejang
  • Pelebaran salah satu atau kedua pupil mata
  • Keluar cairan bening dari hidung atau telinga
  • Tidak bisa bangun dari tidur
  • Kelemahan atau mati rasa di jari tangan dan kaki
  • Kehilangan koordinasi

Gejala cedera otak traumatik dari segi kognitif atau mental:

  • Kebingungan yang parah
  • Mudah marah, agresif, atau perilaku tidak biasa lainnya
  • Bicara cadel
  • Koma dan gangguan kesadaran lainnya

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Segera ke dokter jika Anda mengalami benturan atau sentakan keras pada kepala atau tubuh yang mengkhawatirkan atau yang menyebabkan perubahan perilaku. Segera cari bantuan medis jika terjadi gejala cedera otak traumatis seperti di atas.

Istilah “ringan”, “sedang”, dan “parah” hanya untuk menggambarkan efek cedara otak traumatis pada fungsi otak. Cedera ringan pada otak tetaplah cedera yang serius yang membutuhkan pemeriksaan dan perawatan medis.

Penyebab Cedera Otak Traumatis

Penyebab cedera otak traumatis biasanya benturan atau cedera keras lainnya pada kepala atau tubuh. Tingkat kerusakan yang terjadi dapat bergantung pada beberapa faktor, termasuk sifat cedera dan kekuatan benturan.

Beberapa hal umum yang menyebabkan cedera otak traumatis antara lain:

  • Jatuh dari tempat tidur atau dari tangga, jatuh saat mandi, dan terjatuh lainnya adalah penyebab paling umum dari cedera otak traumatis, terutama pada orang dewasa yang sudah berusia tua dan anak kecil.
  • Tabrakan kendaraan. Tabrakan yang melibatkan mobil, sepeda motor, atau sepeda—dan pejalan kaki—adalah penyebab umum cedera otak traumatis.
  • Luka tembak, kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan pada anak, dan kekerasan lainnya juga adalah penyebab umum.
  • Cedera olahraga. Cedera otak traumatik dapat disebabkan oleh cedera saat berolahraga tertentu, misalnya sepak bola, tinju, skateboard, dan olahraga berdampak tinggi atau olahraga ekstrem lainnya.
  • Ledakan dan cedera dalam pertempuran lainnya. Ledakan adalah penyebab umum cedera otak traumatik pada prajurit militer aktif. Banyak ahli menduga bahwa ini karena gelombang tekanan yang melewati otak secara signifikan mengganggu fungsi otak. Cedera otak traumatik juga terjadi akibat luka lembus, pukulan hebat di kepala dengan pecahan peluru atau puing, dan terjatuh atau benturan ke tubuh dengan benda setelah terjadinya ledakan.

Melihat dari beberapa penyebab umum di atas, ada orang-orang tertentu yang lebih berisiko untuk mengalami cedera otak traumatis. Mereka antara lain yaitu anak-anak (terutama yang masih bayi), anak muda (usia 15 – 24 tahun), orang dewasa berusia 60 tahun ke atas, dan kaum pria dalam semua kelompok umur.

Efek Cedera Otak Traumatis

Ada beberapa efek yang dapat terjadi langsung atau segera setelah cedera. Cedera yang parah dapat meningkatkan risiko untuk terjadinya efek komplikasi yang lebih banyak dan lebih serius.

Kesadaran yang Berubah

Cedera yang sedang hingga parah dapat mengakibatkan perubahan yang berkepanjangan atau permanen dalam keadaan kesadaran atau daya tanggap seseorang. Kondisi kesadaran yang berbeda meliputi:

  • Koma: Tidak sadarkan diri, tidak menyadari apapun dan tidak bisa merespons rangsangan apapun. Yang menyebabkannya adalah kerusakan yang meluas ke seluruh bagian otak akibat trauma pada kepala. Setelah beberapa hari hingga beberapa minggu, seseorang mungkin akan sadarkan diri dari koma atau mungkin memasuki keadaan vegetatif.
  • Keadaan vegetatif: Kerusakan otak yang meluas dapat menyebabkan keadaan vegetatif. Meski orang tersebut tidak menyadari keadaan sekitarnya, dia mungkin membuka matanya, mengeluarkan suara, merespons refleks, atau bergerak. Ada kemungkinan bahwa keadaan vegetatif menjadi permanen, tapi sering kali kondisi pasien berkembang ke keadaan sadar minimal.
  • Keadaan sadar minimal: Ini adalah kondisi kesadaran yang sangat berubah tapi dengan beberapa tanda kesadaran diri atau kesadaran akan lingkungan seseorang. Kadang-kadang ini merupakan transisi dari koma atau kondisi vegetatif menuju pemulihan yang lebih baik.
  • Kematian otak: Ini terjadi jika tidak ada aktivitas yang dapat diukur di otak dan batang otak. Pada pasien yang telah dinyatakan mati otak, maka pencabutan alat bantu pernapasan akan mengakibatkan terhentinya pernapasan dan akhirnya gagal jantung. Kematian otak dianggap tidak dapat dipulihkan.

Komplikasi Fisik

Cedera di otak dapat menyebabkan efek kompikasi secara fisik, berikut beberapa diantaranya:

  • Kejang-kejang: Beberapa penderita cedera otak traumatis akan mengalami kejang-kejang. Efek fisik ini mungkin hanya terjadi di awal setelah terjadinya cedera, atau mungkin bertahun-tahun setelah cedera. Kejang yang berulang disebut epilepsi pasca trauma.
  • Penumpukan cairan di otak (hidrosefalus): Cairan serebrospinal dapat menumpuk di ruang di otak (ventrikel serebral) pada beberapa orang, menyebabkan peningkatan tekanan dan pembengkakan di otak.
  • Infeksi: Keretakan atau luka tembus di tengkorak dapat merobek lapisan jaringan pelindung (meninges) yang melapisi otak. Ini membuat bakteri dapat masuk ke otak dan menyebabkan infeksi. Infeksi meninges (meningitis) dapat menyebar ke seluruh sistem saraf jika tidak diobati.
  • Kerusakan pembuluh darah: Beberapa pembuluh darah kecil atau besar di otak bisa rusak akibat cedera otak traumatis. Kerusakan ini bisa menyebabkan stroke, pembekuan darah, atau masalah lainnya.
  • Sakit kepala: Sering sakit kepala adalah efek umum yang dialami setelah cedera otak traumatik. Efek fisik ini dapat dimulai dalam seminggu setelah cedera dan bisa bertahan selama beberapa bulan.
  • Vertigo: Banyak orang mengalami vertigo setelah cedera otak, suatu kondisi yang dicirikan rasa pusing.

Gangguan Intelektual

Banyak penderita cedera ini mengalami perubahan pada kemampuan berpikir (kognitif) mereka. Ini mungkin membuatnya lebih sulit untuk fokus dan butuh waktu lama untuk berpikir. Cedera otak bisa mengakibatkan gangguan pada banyak kemampuan, antara lain kemampuan untuk:

  • Mengingat
  • Belajar
  • Bernalar
  • Mempertimbangkan
  • Memperhatikan atau berkonsentrasi
  • Menyelesaikan masalah
  • Multitasking
  • Mengorganisasi
  • Merencanakan
  • Mengambil keputusan
  • Memulai atau menyelesaikan tugas

Gangguan Komunikasi

Gangguan pada bahasa dan komunikasi umum dialami penderita cedera otak traumatik. Masalah ini bisa membuat penderitanya merasa kesal, disalahmengerti, dan konflik dengan orang lain. Berikut gangguan komunikasi yang bisa terjadi:

  • Kesulitan untuk memahami pembicaraan atau tulisan
  • Kesulitan berbicara atau menulis
  • Tidak mampu mengatur pikiran dan ide
  • Kesulitan mengikuti dan terlibat dalam percakapan

Perubahan Perilaku

Orang-orang yang pernah mengalami cedera otak dapat berubah perilakunya. Ini mungkin termasuk:

  • Kesulitan mengendalikan diri
  • Kurangnya kesadaran akan kemampuan diri
  • Perilaku yang berisiko
  • Kesulitan dalam situasi sosial
  • Tiba-tiba marah atau mengamuk

Perubahan Emosi

Perubahan emosi yang dapat terjadi antara lain:

  • Depresi
  • Kecemasan
  • Mood yang berubah-ubah
  • Mudah marah
  • Kurang bisa berempati
  • Kemarahan
  • Insomnia

Gangguan sensorik

Efek cedera otak traumatis yang melibatkan indera mungkin termasuk:

  • Telinga terus-menerus berdenging
  • Kesulitan mengenali objek
  • Koordinasi mata-tangan terganggu
  • Bintik-bintik buta atau penglihatan ganda
  • Rasa pahit, bau tidak sedap, atau sulit mencium aroma
  • Kulit kesemutan, nyeri atau gatal
  • Masalah keseimbangan atau pusing

Cara Mencegah Cedera Otak Traumatis

Karena efek dan gejala cedera otak traumatik yang dapat berkepanjangan dan dapat menjadi serius, Anda perlu berhati-hati agar tidak mengalami cedera ini. Berikut beberapa tips umum untuk mencegah terjadinya cedera pada otak:

  • Selalu pakai sabuk pengaman saat berkendara.
  • Selalu pakai helm saat mengendarai kendaraan bermotor atau bersepeda.
  • Jangan pernah mengemudi saat berada di bawah pengaruh alkohol, obat, atau menjadi penumpang dari siapapun yang mengendarai dalam keadaan tersebut.
  • Simpan senjata api di dalam lemari yang terkunci atau aman, dan simpan amunisi di tempat yang terpisah dan aman.
  • Singkirkan bahaya di rumah yang dapat menyebabkan terjatuh. Amankan karpet dan kabel listrik yang longgar, simpan mainan dengan baik, pasang pagar pengaman, dan pasang pelindung jendela. Pasang palang dan pegangan tangan jika ada orang rumah yang lemah atau lanjut usia.

Anda juga perlu berhati-hati saat berolahraga dengan menghindari gerakan olahraga yang bisa membahayakan dan memakai pengaman yang diperlukan. Sebaiknya juga hindari berolahraga di saat Anda sedang lelah atau sedang sakit untuk meminimalkan risiko cedera.

Demikianlah artikel ini yang mengupas tentang cedera otak traumatis. Semoga informasi ini berguna bagi Anda. Temukan juga ulasan-ulasan menarik lain seputar kesehatan hanya di Deherba.com.

Sumber

Sumber Referensi:

American Association of Neurological Surgeons. Traumatic Brain Injury. URL: https://www.aans.org/Patients/Neurosurgical-Conditions-and-Treatments/Traumatic-Brain-Injury

Mayo Clinic. Traumatic brain injury. URL: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/traumatic-brain-injury/symptoms-causes/syc-20378557

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}