Budidaya Jahe Merah: Tanaman Herbal Obat Pegal Linu

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Desember 5, 2014


Jahe sudah cukup dikenal sebagai tanaman rimpang yang banyak dimanfaatkan untuk obat maupun penyedap masakan. Hingga saat ini, jahe sudah tidak asing lagi di berbagai penjuru dunia. Salah satu jenis jahe yang dipercaya sebagai obat herbal ialah jahe merah. Budidaya jahe merah sendiri sudah banyak dilakukan di berbagai penjuru dunia, termasuk di Indonesia.

Jahe merah merupakan salah satu herbal jahe-jahean yang sudah sejak dahulu akrab dengan masyakarat Indonesia. Bagian jahe merah yang biasanya dimanfaatkan ialah rimpang atau umbinya karena memiliki banyak kandungan berkhasiat bagi kesehatan tubuh. 

Artikel ini akan menjelaskan secara garis besar syarat-syarat yang harus dipenuhi agar budidaya jahe merah berjalan dengan lancar.

Syarat Agar Jahe Merah Bertumbuh

1Iklim: Budidaya jahe merah membutuhkan curah hujan yang relatif tinggi, yakni antara 2.500 sampai 4.000 mm per tahun. Ketika mencapai usia 2,5 sampai 7 bulan/lebih, jahe merah butuh sinar matahari untuk terus hidup. Penanaman jahe merah harus di tempat yang terkena sinar matahari langsung sepanjang hari. Temperatur udara yang optimal bagi budidaya jahe merah yakni antara 25-30 derajat Celcius.

2Media Tanam: Jahe merah sebaiknya ditanam di tanah yang gembur, subur, dan banyak kandungan humusnya. Tekstur tanah yang paling baik bagi budidaya jahe merah ialah tanah liat berpasir, lempung berpasir, atau tanah laterik. Jahe merah tumbuh pada tingkat keasaman (pH) tanah antara 4,3 sampai 7,4.

3Ketinggian: Jahe bisa tumbuh dengan baik di wilayah tropis maupun subtropis, ketinggian 0 sampai 2000 m dpl. Di Indonesia sendiri, budidaya jahe merah biasanya dilakukan di ketinggian 200 sampai 600 m dpl.

Khasiat Jahe Merah sebagai Obat Pegal Linu

Sebagai tanaman herbal, tentu jahe merah memiliki manfaat bagi kesehatan. Salah satu manfaatnya yang terkenal ialah untuk mengobati pegal linu. Jahe merah memang mampu membantu memperlancar peredaran darah, meredakan nyeri dan radang sendi yang seringkali menyebabkan pegal linu.

Senyawa aktif yang dimiliki jahe merah

Gingerol, zingerone, 6-gingesulfonic acid, 1-dehydrogingerdione, shogaol, palmitic acid, karbohidrat, oleic acid, caprylic acid, linoleic acid, lauric acid, pentadecanoic acid, mystric acid, heptadecanoic acid, linilenic acid, stearic acid, lesitin, gingerglycolipid (A,B,C).

Jahe merah juga memiliki asam amino, protein, diterpene, resin, mineral, vitamin A, serta niacin. Sedangkan minyak asiri yang dimiliki jahe merah mengandung: zingiberene, B-bisabolene, singiberol, zingiberenol, ar-curcumene, serta aldehid.

Budidaya jahe merah ternyata tidak harus selalu di lahan. Jahe juga bisa ditaman di dalam karung atau polybag dan produktivitasnya pun tidak kalah dengan yang ditanam di lahan.

Seorang yang sudah berpengalaman dalam budidaya jahe merah mengungkapkan bahwa menanam jahe merah dalam polybag cukup mudah dan tidak perlu lahan luas, tetapi hasil panennya memuaskan. Waktu tanam jahe merah dalam polybag juga lebih singkat, hanya btuuh waktu 8-10 bulan dibandingkan waktu 1 tahun jika ditanam di lahan.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}