Benarkah Sayuran Hidroponik Lebih Sehat?

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Juli 23, 2017


Belakangan sayura hidroponik memang naik daun. Dikatakan sebagai bentuk lain dari sayuran organik, banyak kalangan meyakini bahwa sayuran hidroponik lebih sehat dari tanaman yang ditanam dengan cara konvensional. Benarkah pandangan ini?

Mungkin untuk bisa memahami sesehat apakah sayuran hidroponik untuk tubuh kita, harus diawali dengan memahami lebih baik apa itu tanaman hidroponik. Apakah memang metode penanaman yang berkonsentrasi pada penggunaan air sebagai media tanam ini lebih baik dan sehat dibandingkan dengan metode penanaman konvensional menggunakan media tanam tanah.

Apa Itu Tanaman Hidroponik?

Menurut sumber LIVESTRONG.COM, tanaman hidroponik adalah tanaman yang proses penanamannya menggunakan media air yang telah dilengkapi dengan sejumlah mineral dan nutrisi penting untuk pertumbuhan tanaman.

Kebanyakan metode hidroponik dilakukan dalam rumah kaca, meski ada pula pelaku pertanian hidroponik yang melakukannya di ruang terbuka. Dan pada konsep hidroponik dengan penanaman rumah kaca inilah kemudian dianggap hasil produksinya bersifat organik, karena ditanam dalam ruang tertutup, maka tanaman lebih aman dari serangan serangga dan jamur. Sehingga seringkali tidak membutuhkan ekspos dari pestisida dan fungisida.

Metode ini juga dianggap lebih ramah lingkungan karena air yang digunakan bisa didaur ulang. Air dianggap aman dan bersih untuk digunakan berulang karena tidak terkontaminasi oleh kotoran dan tanah.

Dilihat dari sisi produktivitas dan kualitas, tanaman hasil metode hidroponik dianggap lebih baik. Ini karena pengaturan dengan air membantu menjaga kualitas produksi. Biasanya tanaman yang dihasilkan lebih bersih, tumbuh dengan kelembaban yang baik sehingga kualitas buah dan sayuran lebih segar dan tahan lama. Biasanya proses pertumbuhan juga lebih cepat karena suplai oksigen dan nutrisi yang lebih cepat dicerna oleh tanaman.

Metode ini dipandang pula lebih ekonomis. Karena bisa dilakukan dalam lahan terbatas, bahkan bila harus dilakukan di area tanpa tanah memadai. Lebih ekonomis pula karena dapat dilakukan dengan biaya air yang lebih terkendali.

Meski sebenarnya aspek ekonomis ini tak sepenuhnya benar, mengingat biaya lain-lain dari operasional metode ini cenderung tinggi. Anda perlu memperhatikan sistem sirkulasi air yang tertata baik dan untuk itu Anda membutuhkan biaya pra produksi yang besar. Juga biaya kelistrikan, biaya penyediaan cahaya dan lain sebagainya.

Benarkah Sayuran Hidroponik Lebih Sehat?

Kita abaikan soal sisi keuntungan dan kerugian dari penanaman hidroponik. Karena kita akan lebih fokus pada  pengaruh metode hidroponik ini terhadap kualitas nutrisi dari sayuran yang dihasilkan. Benarkah metode ini menghasilkan sayuran yang lebih sehat dan aman?

Sejatinya selama tidak ada ekspos pestisida dan fungsisida terhadap sayuran, bisa dikatakan sayuran jauh lebih aman dan sehat. Ini karena pestisida dan fungisida bagaimanapun mengandung substansi toksin yang ketika terakumulasi dalam tubuh bisa memberi efek karsinogen dan kerusakan liver.

Bagaimana dengan nilai nutrisi dan komponen fitonutrient dari sayuran? Apakah dengan menggunakan metode hidroponik sayuran bisa mengandung vitamin, mineral dan unsur kimia fitonutrient yang lebih baik dan sempurna?

Hal ini rupanya sulit dibuktikan dengan tepat. Sejumlah pakar sepakat bahwa nilai nutrisi dari sayuran yang berasal dari tanaman hidroponik dan tanaman non hidroponik cenderung sama dan tidak berbeda jauh. Ini dijelaskan dalam laman LIVESTRONG.COM.

Sedang menurut pandangan SCIENTIFIC AMERICAN, sulit mengatakan bahwa setiap jenis produk hidroponik memiliki nilai nutrisi yang sama baiknya. Ada banyak hal yang berkaitan dengan unsur produksi dan memicu sebaik apa kualitas sayuran yang dihasilkan.

Secara umum, sayuran dari proses hidroponik bisa memiliki kesamaan nilai nutrisi dengan produk sayuran konvensional. Tetapi juga bisa memiliki nilai nutrisi yang lebih dan juga nilai nutrisi yang lebih rendah. LIVESTRONG.COM menerangkan adanya sejumlah riset yang justru menunjukan adanya peningkatkan kualitas nutrisi dari tanaman hidroponik.

Anda bisa menambahkan sejumlah ekstrak mineral, vitamin atau komponen biokimia tertentu dalam cairan yang nantinya akan diserap oleh akar tanaman, masuk ke dalam seluruh bagian tumbuhan dan akhirnya menyebabkan sayuran dan buah mengandung nutrisi yang lebih baik secara kuantitas dibandingkan sayuran dan buah konvensional.

Beberapa produk strawberry dan terong hasil hidroponik bisa memiliki warna yang lebih kuat karena air yang digunakan ditambahkan komponen antosianin untuk menambah nilai antioksidan dari sayuran. Tetapi apakah antioksidan buatan semacam ini memiliki efek samping atau justru memberi manfaat lebih baik belum sepenuhnya dipahami.

Namun, pada beberapa jenis produk ditemukan adanya penurunan nutrisi. Ini berkaitan dengan adanya sejumlah komponen vitamin, mineral dan biokimia yang mudah larut dalam air sehingga dengan mudah terkikis oleh aliran air.

Ditemukan adanya penurunan betakaroten pada sejumlah produk tanaman yang seharusnya mengandung betakaroten tinggi pada sejumlah temuan sayuran hidroponik. Ini berdasar Journal of Agricultural and Food Chemistry tahun 2003 dengan tajuk Carotenoid Composition of Hydroponic Leafy Vegetables.

Betakaroten sendiri adalah jenis senyawa biokimia yang tergolong anti oksidan sekaligus sebagai pro vitamin A yang banyak ditemukan dalam wortel dan tomat. Pada banyak kasus ini ternyata mempengaruhi rasa dari sayuran.

Perhatian lain juga perlu dilakukan pada air yang digunakan. Kemurnian air menentukan sebaik apa sayuran yang dihasilkan. Air yang terkontaminasi senyawa berbahaya akan menyebabkan sayuran juga menjadi tidak sehat dan mengandung substansi berbahaya bagi tubuh. Karenanya pelaku usaha tani hidroponik harus sangat memperhatikan kualitas air yang digunakan.

Termasuk pula memperhatikan apakah air yang digunakan tidak terkontaminasi jenis fungi atau bakteri tertentu. Karena digunakan berulang dan mengalir dari satu tanaman ke tanaman lain, kontaminasi fungi atau bakteri akan menyebabkan seluruh tanaman rusak dan mengalami serangan penyakit. Beberapa jenis penyakit seperti Fusarium dan Verticillium.

Apakah Sayuran Hidroponik Sama dengan Sayuran Organik?

Yang kemudian banyak pula ditanyakan oleh konsumen adalah benarkah ada kesamaan antara produk organik dengan produk hidroponik? Benarkah kita bisa menyamakan produk hidroponik dengan produk organik?

LIVESTRONG.COM mencoba membandingkan kedua produk dari beberapa sisi dan mungkin bisa pula kita jabarkan dalam kesempatan kali ini.

Dari sisi produksi, bisa dikatakan metode organik lebih steril dibandingkan dengan metode hidroponik. Steril dalam artian sama sekali bebas dari unsur non organik dan unsur buatan. Karena dalam proses produksi tanaman organik hanya akan dipelihara dengan pupuk organik dan air mineral dan tanpa pestisida serta fungisida sama sekali.

Sedang proses hidroponik akan tetap membutuhkan sejumlah aspek pupuk buatan, sejumlah mineral hasil pabrikasi, mungkin juga sejumlah unsur biokimia dan ekstraksi nutrisi yang seluruhnya tentu saja pabrikasi.

Meski dikatakan tak banyak memberi efek secara harfiah, tetap ini memberi petunjuk bahwa dari sisi kealamian, produk organik lebih alami dan natural karena lebih bebas dari unsur non organik. Beberapa pandangan bersikap hati-hati terhadap produk non organik dengan kekhawatiran adanya efek dalam jangka panjang pada tubuh kita.

Sedang produk hidroponik bisa dikatakan organik bila menaati aturan mengenai metode penanaman organik. Artinya hanya menambahkan asupan nutrisi berbahan organik dalam air yang menjadi media tanam.

Beberapa pandangan percaya sejumlah nutrisi hanya bisa diperoleh dengan optimal dari tanah, tetapi pandangan ini belum terbukti secara klinis. Sejumlah pakar malah melihat adanya potensi peningkatan nutrisi dengan metode hidroponik dibandingkan dengan metode organik dan konvensional.

Itulah fakta yang bisa diungkap seputar sayuran hidroponik dan sejauh mana manfaatnya bagi tubuh manusia. Anda bisa memilih untuk memanfaatkan sayuran organik murni, sayuran hidroponik atau sayuran dari hasil pertanian konvensional. Tentu saja pilihan kembali pada Anda.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}