Apa Benar Cokelat Menyebabkan Sembelit?


By Cindy Wijaya

Cokelat mungkin salah satu camilan favorit Anda, atau mungkin juga salah satu rasa kesukaan Anda ketika mengonsumsi ice cream, susu, atau bahkan kue dan roti. Faktanya cokelat dapat memberi Anda banyak manfaat selain sebagai salah satu stimulan hormon endorfin, salah satu sebab kenapa cokelat sukses membuat Anda nyaman dan merasa lebih “happy”.

Tetapi, rupanya dibalik manfaatnya yang mengatasi masa-masa murung Anda, cokelat juga bisa menyebabkan sejumlah keluhan. Salah satunya konstipasi alias sembelit. Sebenarnya dalam batas wajar, sembelit bukan masalah berbahaya, hanya cukup membuat tidak nyaman. Perut Anda yang tertahan tidak BAB selama 3 hari sudah pasti akan terasa lebih penuh, seperti kembung dan kadang memberi efek perut kaku dan rasa sedikit mual.

Tetapi bila kebiasaan sembelit ini diabaikan, bisa menyebabkan masalah yang lebih serius. Mulai dari masalah wasir, perdarahan, dan peradangan pada usus besar sampai kasus yang lebih serius seperti kanker usus dan kanker kolon.

Dan cukup mengejutkan ketika makanan favorit banyak orang ini kemudian dikaitkan dengan sembelit. Bahkan dipandang sebagai penyebab sembelit. Meski sebenarnya secara medis belum ada riset kuat yang membuktikan bahwa cokelat atau bahan kokoa sendiri memiliki kemampuan menyebabkan sembelit.

Namun cokelat dalam formula penyajian apapun biasanya sudah diolah dengan beragam campuran bahan. Perpaduan campuran inilah yang bisa memicu terjadinya konstipasi atau sembelit. Karena sejumlah bahan yang lazim dicampurkan dalam cokelat memang bisa menyebabkan sembelit. Hal ini berlaku pada beragam sajian berbahan dan berasa cokelat baik itu pada kue, roti, cake, sampai cokelat batang, susu cokelat, permen dan minuman cokelat.

Sebelum kita bahas lebih lanjut mengenai bagaimana cokelat dalam menyebabkan sembelit, kami mencoba terlebih dulu menjelaskan apa itu sembelit atau konstipasi.

Sembelit berkaitan dengan hal, yakni masalah feses atau kotoran yang dihasilkan oleh usus besar yang cenderung lebih keras, padat dan kering atau kurang air. Di sisi lain, sembelit juga berkaitan dengan lemahnya daya peristaltik atau gerak alami dinding anus dalam mendorong kotoran hingga keluar. Kedua aspek ini bisa muncul salah satu atau keduanya bersamaan dan seluruhnya akan disebut dengan istilah sembelit.

Pada dasarnya sembelit terjadi karena aspek kurangnya serat dan air dalam tubuh Anda hingga menyebabkan kotoran kurang lunak dan kering. Namun masalah lain juga bisa memicu kolon kekurangan asupan air untuk melunakan kotoran seperti ketika Anda mengonsumsi makanan atau obat diuretik yang mendorong air dalam tubuh terdorong keluar melalui fungsi pembuangan urin.

Namun sembelit juga bisa disebabkan oleh efek kurangnya olahraga sehingga area pelvis atau otot selangka melemah dan menyebabkan peristaltik kurang efektif mendorong kotoran keluar. Atau justru pengaruh sejumlah obat yang bisa menyebabkan sistem saraf dan otot pada area kolon dan anus melemah. Beberapa obat seperti analgesik, anti hipertensi, anti depresan bisa menjadi beberapa contoh.

Beberapa suplemen seperti suplemen kalsium dan suplemen zat besi juga bisa menyebabkan kotoran mengeras. Biasanya mereka dengan keluhan diabetes, hipertensi, parkinson, masalah tiroid dan lain sebagainya juga mengeluhkan melemahnya fungsi otot pada area anus dan kolon yang memicu terjadinya sembelit.

Dan salah satu lagi kondisi tubuh yang rentan mengalami sembelit adalah kasus inflamasi pada area usus atau kemudian disebut dengan irritable bowel syndrome (IBS) juga ternyata menyebabkan sembelit pada penderitanya.

Yang menarik ketika para penderita IBS ini ditanya apa makanan yang paling berpengaruh menyebabkan sembelit, maka jawaban mereka mayoritas adalah cokelat. Faktanya memang tidak semua orang mengalami efek sembelit pasca mengonsumsi cokelat.

Mengapa Cokelat Dapat Menyebabkan Sembelit?

Sebagaimana sudah kami singgung di atas, sejauh ini kokoa sendiri belum terbukti secara empiris memberi pengaruh terhadap kepadatan feses atau masalah fungsi peristaltik pada usus dan anus. Tetapi, sejumlah kandungan dalam makanan cokelat memang memberi efek pada kondisi sembelit.

Dalam sebagian besar cokelat ditemukan kandungan kafein. Dan kafein sendiri bekerja sebagai diuretik. Sebagaimana dikatakan sebelumnya, efek diuretik menyebabkan penarikan air tubuh ke fungsi ginjal dan kadang menyebabkan usus besar tidak mendapatkan cukup air untuk membuat feses lunak.

Selain kafein, makanan cokelat baik itu cokelat batang, pralin, cake sampai susu cokelat juga bisa mengandung susu, lemak, gula bahkan kadang kacang-kacangan yang semuanya memang memberi efek terhadap kondisi kepadatan feses.

Menurut sumber www.healthline.com, makanan berbahan cokelat sebenarnya berisiko menyebabkan sembelit akibat dari sejumlah bahan lain yang turut ditambahkan dalam campuran dalam proses pembuatan.

Tapi mungkin bisa menjadi catatan menarik bahwa sementara sejumlah temuan di lapangan mengaitkan cokelat sebagai penyebab sembelit, ternyata daging buah dari biji kakao sendiri, yakni sejenis kulit ari putih berserat yang membungkus biji dalam sebuah riset kecil memberi efek membantu melancarkan pencernaan. Temuan ini sifatnya memang masih preklinis sehingga memerlukan riset mendalam lebih lanjut untuk membuktikan kebenaran dari temuan tersebut.

Berapa Kadar Cokelat yang Aman Dikonsumsi?

Sulit menerjemahkan kadar cokelat yang aman untuk dikonsumsi, karena sensitivitas terhadap cokelat rupanya sifatnya cenderung personal. Setidaknya ini yang sementara disepakati sejumlah pakar kesehatan.

Biasanya mereka menjadi sensitif terhadap cokelat karena memang pada dasarnya pencernaan mereka sudah tidak sehat. Jadi cokelat sifatnya hanya memberatkan kondis yang sudah buruk. Sedang pada mereka yang memiliki pencernaan sehat tanpa masalah, biasanya cokelat tidak memberi efek yang perlu dikhawatirkan, bahkan kadang sama sekali tidak berpengaruh.

Karenanya, alih-alih mengkhawatirkan masalah pengaruh cokelat menyebabkan sembelit, coba untuk menjaga sistem pencernaan Anda. Anda perlu memastikan kadar air dalam tubuh sudah memenuhi kebutuhan, demikian pula dengan serat dan asupan probiotik yang terbukti membantu mendorong jumlah biota sehat dalam pencernaan yang juga berperan dalam melancarkan pencernaan.

Dengan pencernaan yang sehat, maka kemungkinan cokelat membawa pengaruh buruk pada pencernaan akan berada pada level rendah. Tetapi bila sembelit sudah terlanjur menyerang Anda, dan Anda sudah melalui masalah ini selama setidaknya 3 hari, ada baiknya Anda mengonsumsi obat pencahar yang bekerja laksatif. Laksatif dapat melunakan kotoran dengan menarik air lebih banyak menuju area usus besar.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}