Amankah Memasak dengan Alat Masak Alumunium?


By Cindy Wijaya

Alumunium adalah salah satu material logam yang lazim digunakan sebagai bahan baku sejumlah perangkat masak modern. Bukan hanya sebagai panci atau wajan, dalam kuliner modern juga dikenal penggunaan alumunium foil sebagai bungkus makanan dalam proses pemanggangan dan pembakaran.

Masalahnya alumunium sendiri dikatakan sebagai salah satu jenis material logam yang tidak aman untuk Anda asup. Alumunium dalam kadar tertentu  tidak dapat ditoleransi oleh tubuh dan akan bekerja sebagai toksin yang berbahaya.

Dikatakan dalam HHS Public Access bertajuk Human Health Risk Assesment for Alumunium, Alumunium Oxide and Alumunium Hydroxide pada tahun 2009, bahwa alumunium yang masuk ke dalam tubuh manusia dalam jumlah besar atau terakumulasi di dalam tubuh akan menjadi toksin berbahaya yang merusak fungsi liver, ginjal,pernafasan hingga otak yang kemudian dapat meningkatkan resiko penyakit alzheimer.

Melihat Lebih Dalam Bahaya Alumunium

Sebenarnya, alumunium tetap dapat Anda temukan dalam kadar kecil pada sejumlah jenis makanan alami. Bukan hanya pada makanan, karena pada dasarnya alumunium secara alami terdapat dalam air dan tanah, yang tentu saja akan terserap oleh tumbuhan sehingga memungkinkan setiap jenis tanaman termasuk sayuran dan buah-buahan mengandung sejumlah kecil alumunium.

Kandungan alumunium dapat dengan mudah Anda temukan mulai dari sayuran, daging, susu dan biji-bijian. Sedang beberapa jenis bahan nabati termasuk bayam, teh-tehan, jamur dan lobak memiliki sifat menyerap alumunium dari dalam tanah hingga memungkinkan mengandung lebih banyak alumunium..

Pada dasarnya tubuh kita akan sangat mungkin mendapatkan paparan alumunium dengan mudah. Sejumlah obat seperti aspirin dan antasida mengandung kadar alumunium. Anda bahkan bisa mendapatkan asupan alumunium dari makanan siang Anda.

Menurut sumber authoritynutrition.com sebenarnya alumunium tak selalu menjadi tanda bahaya. Tubuh sudah dibekali dengan cukup kemampuan melakukan ekskresi alumunium atau kemampuan mengalirkan keluar alumunium dari dalam tubuh. Sistem kinerja hati sudah cukup efektif menarik alumunium dari dalam darah dan likuid tubuh untuk kemudian mengeluarkannya dalam mekanisme pengeluaran urin.

Akan tetapi, kemampuan hati dalam mengatasi kandungan alumunium dalam tubuh relatif berbatas. Dalam kadar yang berlebihan, sejumlah organ dalam tubuh akan rentan mengalami masalah korosi dan rusak.

Dalam jurnal Subcelluler biochemistry tahun 2012 dengan tajuk Alzheimer Disease dikatakan bahwa mereka dengan kondisi alzheimer, akan menunjukan peningkatan kadar alumunium dalam kadar tinggi dalam sel otak.

Sebagaimana dipahami bahwa alzheimer merujuk pada kondisi dimana sel-sel dalam otak mengalami kerusakan sehingga mengalami kehilangan ingatan, kemampuan motorik dan kemampuan kognitifnya. Sedang kelebihan alumunium akan cenderung memberi efek korotif, maka ada kemungkinan cukup kuat bahwa alumunium berlebih inilah penyebab alzheimer.

Di sisi lain, riset lain yang dijelaskan di jurnal Mucosal Immunology tahun Aluminum enhances inflammation and decreases mucosal healing in experimental colitis in mice juga membuktikan adanya kaitan kelebihan kadar alumunium dalam tubuh pada masalah kerusakan dan peradangan usus atau juga dikenal dengan Inflammatory Bowel Disease (IBD).

Sedang menurut gambaran Agency for Toxic Substance and Disease Registry pada tahun 2008 dengan tajuk Public Health Statement for Aluminum dikatakan bahwa kelebihan kadar alumunium yang terhirup dalam pernafasan akan meningkatkan resiko peradangan pada paru-paru.

Dan mereka yang memiliki kadar alumunium tinggi terlarut dalam darahnya cenderung memiliki resiko lebih tinggi mengalami masalah dengan fungsi hati dan ginjal. Sementara sejumlah dugaan mengarah pada kemungkinan kelebihan kadar alumunium dalam darah bisa meningkatkan resiko kanker.

Pengaruh Peralatan Masak Alumunium terhadap Makanan

Selama ini kita tentu saja sudah cukup familier dengan penggunaan perangkat masak berbahan alumunium, mulai dari panci dan wajan sampai penggunaan pembungkus alumunium foil. Bagaimana pengaruh penggunaan perangkat-perangkat ini terhadap kualitas dan keamanan makanan yang dihasilkan?

Menurut Regulatory Toxicology and Pharmacology tahun 2001 bertajuk Safety evaluation of dietary aluminum, dikatakan penggunaan alumunium foil dalam proses pengolahan makanan dan pemasanan akan menyebabkan sebagian kadar alumunium akan terserap dalam makanan.

Sedang menurut International Journal of Electrochemical Science tahun  2012 bertajuk Risk Assessment of Using Aluminum Foil in Food Preparation proses masak dengan alumunium foil bisa lebih berbahaya dari proses masak dengan perangkat masak alumunium lain. Karakter alumunium foil yang lebih rentan dan keberadaannya saat digunakan akan melekat pada makanan menyebabkan efek buruk alumunium foil pada makanan bisa menjadi lebih tinggi.

Menurut jurnal Meat Science 2006 dengan tajuk Aluminium contents in baked meats wrapped in aluminium foil juga dikatakan bahwa penggunaan perangkat alumunium foil untuk memasak akan menyebabkan kenaikan kadar alumunium pada daging  hingga di atas 80% bahkan bisa mencapai di atas 300%.

Bukan hanya alumunium foil,sebenarnya setiap proses pemanasan yang menggunakan perantara material logam alumunium dikatakan juga bisa menyebabkan menyerapnya sejumlah partikel mikro alumunium ke dalam makanan. Ini akan menyebabkan kenaikan kadar alumunium pada makanan meski dengan cara dan kadar alumunium terlarut lebih kecil.

Selain aspek kadar alumunium dari perangkat masak itu sendiri, ternyata ada 2 aspek penting yang berpengaruh pada efek samping penggunaan perangkat masak alumunium dalam pengolahan makanan. Kedua aspek tersebut adalah pemanasan dalam suhu tinggi dan kandungan dari makanan bersangkutan.

Alumunium semakin mudah terserap dalam makanan yang diolah ketika terpapar dalam suhu sangat tinggi. Selain itu, sejumlah komponen makanan seperti asam dan garam meningkatkan daya oksidasi makanan dan memudahkan makanan menyerap alumunium lebih banyak. Sejumlah makanan yang sebaiknya tidak Anda olah dengan menggunakan perangkat masak alumunium termasuk dengan alumunium foil menurut sumber livestrong.com  antara lain sebagai berikut.

  • Tomat

    Baik itu buah tomat utuh, tomat cincang ataupun tomat yang sudah dihaluskan menjadi saus tidak disarankan untuk dimasak dengan perangkat masak alumunium foil. Kadar asamnya menyebabkan efek oksidasi dan memungkinkan partikel mikro dari alumunium terserap ke dalam tomat.
    Sifat ini juga berlaku pada semua jenis makanan dengan kadar asam seperti jeruk nipis dan lemon, asam jawa, kiwi dan jenis makanan asam lain.

  • Buah-buahan

    Sebagian besar buah-buahan mengandung jenis asam, setidaknya asam askorbat yakni vitamin C yang juga tidak cukup tepat dimasak dengan perangkat alumunium. Selain asam askorbat, sejumlah buah menyimpan kandungan asam khusus seperti asam malic pada apel.

  • Sayuran

    Sejumlah jenis sayuran memiliki komponen yang juga bisa memudahkan alumunium terserap ke dalam makanan. Beberapa jenis sayuran tersebut seperti jamur, bayam, aspragus, brokoli dan masih banyak lagi. Selain karena kandungan asam di dalamnya, kandungan komponen phytochemical tertentu didalamnya justru memungkinkan alumunium terserap lebih mudah kedalam makanan.

  • Yoghurt, tape, dan cuka

    Semua jenis makanan di atas diperoleh dengan proses fermentasi dan membentuk komponen asam yang menjadi penyebab kenapa ketiga jenis makanan di atas tak disarankan untuk diolah dalam perangkat masak berbahan alumunium.

  • Makanan asin

    Bukan hanya makanan asam, makanan asin terutama yang diolah dengan kadar asin tinggi termasuk makanan junk food dan makanan awetan juga sebaiknya tidak Anda olah dalam perangkat masak berbahan alumunium.

    Garam juga memberi efek meningkatkan proses oksidasi makanan dan memungkinkan kadar alumunium dalam perangkat lebih mudah terserap pada makanan. Garam juga menyebabkan efek korotif pada permukaan alumunium sehingga permukaan alumunium akan lebih mudah lepas dan melekat pada makanan.

  • Telur

    Kuning telur rupanya juga memberi efek oksidasi yang bisa memungkinkan terlarutnya kadar alumunium pada perangkat masak pada sajian telur. Selain merusak komposisi sehat dari telur, ternyata terlarutnya alumunium ke dalam makanan juga bisa merusak rasa dari masakan.

Cara Aman Memasak dengan Perangkat Alumunium

Sebenarnya tubuh memiliki kemampuan cukup baik dalam mentoleransi masuknya alumunium ke dalam tubuh Anda. Menurut sumber authoritynutrition.com, WHO menentukan kadar aman dalam mengasup alumunium berada pada kisaran 2 mg perkilo berat badan untuk tiap minggu.

Anda juga sebaiknya memasak dengan mengendalikan panas dalam skala kecil menengah. Hindari memasak dalam panas tinggi yang akan semakin memudahkan terjadinya pelepasan kandungan alumunium dan mendorongnya terlarut dalam makanan. 

Untuk lebih aman, sebaiknya hindari memasak dengan alumunium foil dan perangkat masam alumunium yang tidak terlapisi. Jenis perangkat masak alumunium yang sudah terlapisi biasanya dengan bahan anti lengket modern atau bahan keramik akan lebih aman dan sehat untuk Anda gunakan dalam memasak.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}