Mengenal Lebih Jauh Penyakit Cacing


By Fery Irawan

Penyakit cacing dalam darah atau yang dikenal dengan istilah demam keong ini disebabkan oleh sejenis cacing yang masuk ke dalam darah melalui kulit setelah mandi, berendam ataupun berenang di air yang telah terkontaminasi.

Penyakit ini sangat mengganggu fungsi hati dan ginjal yang bisa mengancam eksistensi kehidupan alias bisa menyebabkan kematian. Menurut perbandingannya, kaum wanita lebih berpotensi mengalami penyakit ini dibandingkan pria karena wanita lebih banyak menghabiskan waktunya di sekitar air seperti mencuci pakaian, memandikan anak, dan lainnya. Adapun tiga jenis cacing yang sering menginfeksi manusia antara lain;

  • Schistosoma haematobium yang bisa menyebabkan darah dalam air seni penyebarannya melalui urin yang terinfeksi.
  • Schistosoma mansoni yang bisa menyebabkan diare berdarah dan menyebar melalui tinja.
  • Chistosoma japonium yang menyebabkan kelainan dan gejala gatal-gatal, gejala intoksikasi disertai demam hepatomegali, sirosis hati, dan biasanya penderitanya menjadi lemah.

Cacing atau serkaria yang merupakan bentuk infektif dari cacing schistosoma akan menginfeksi dengan cara menembus kulit ketika manusia memasuki air yang terkontaminasi serkaria ini.

Tidak butuh waktu yang lama untuk infeksinya yakni sekitar 5-10 menit saja. Dan setelah serkaria ini menembus kulit, maka larva kemudian masuk ke dalam pembuluh darah kapiler, kemudian masuk ke jantung dan akhirnya akan berkembang dan menjadi dewasa di dalam hati.

Setelah dewasa di dalam hati, cacing ini akan kembali ke vena portae dan vena usus dan cacing betina bertelur setelah berkopulasi. Cacing betina meletakkan telur di pembuluh darah.

Telur ini bisa menembus keluar dari pembuluh darah dan bermigrasi di jaringan sampai akhirnya masuk ke lumen usus atau kandung kemih dan kemudian bisa ditemukan di dalam tinja atau urin.

Telur menetas di dalam air dan larva yang keluar disebut dengan mirasidium. Dan mirasidium ini kemudian masuk ke tubuh keong air dan berkembang menjadi sekari.

Gejala Penyakit Cacing

Sebagaimana penyakit-penyakit lainnya, penyakit ini juga kerap kali memperlihatkan tanda-tanda atau gejala awal. Dan gejala awal yang sering terjadi ialah adanya darah di dalam air kencing atau kotoran. Sedangkan pada wanita, gejalanya ditandai dengan ditemukannya luka pada alat kelaminnya.

Pengobatan Penyakit Cacing

Melakukan pengobatan yang terbaik untuk penyakit ialah dengan menggunakan obat-obatan. Terjadinya luka pada alat kelamin dan adanya darah dalam air kencing bisa menjadi penanda terjadinya infeksi kelamin menular atau sexually transmitted infections (STI).

Banyak wanita tidak mau berobat karena takut mereka akan dituduh mengidap penyakit STI. Jika tidak diobati akan memicu penyakit infeksi parah lainnya dan dapat membuat wanita jadi tidak subur (tidak dapat hamil).

Pencegahan Penyakit Cacing

Penyakit cacing ini tidak ditularkan secara langsung melalui orang per orang. Sebagian hidup cacing berada di dalam keong di dalam air jenis tertentu.

Makanya supaya cacing yang terkandung di dalam keong tersebut tidak menular, sebaiknya ada upaya untuk membasmi keong-keong ini untuk mencegah penularan penyakit cacing dalam darah.

Program tersebut hanya berjalan baik jika orang mentaati langkah pencegahan yang paling mendasar yakni: jangan buang air kecil atau buang air besar di dalam atau di dekat sumber air. Dan cara untuk menghindari penyebab penyakit ini antara lain:

  • Menghindari kencing atau buang air besar di dalam air atau dekat sumber air.
  • Hindarilah berenang di dalam air kotor.
  • Gunakanlah sepatu jika masuk ke air, misalnya memakai sepatu boot dan lainnya.

Bagaimanapun, upaya pencegahan lebih baik daripada pengobatan setelah terjangkitnya penyakit cacing dalam darah. Dengan melakukan upaya-upaya pencegahan di atas, maka akan banyak berdampak pada sulitnya cacing yang biasanya hidupnya di dalam keong tersebut dalam mencari tempat hidupnya. Sehingga kalau tempat hidup cacing di dalam keong tersebut sudah dibasmi tak akan lagi ada orang yang terkena penyakit jenis ini.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Fery Irawan seorang editor sekaligus penulis yang antusias dan sadar untuk memberikan informasi kesehatan yang tidak berat sebelah. Aktif menulis beragam artikel kesehatan selama beberapa tahun terakhir. Ia selalu berupaya menyampaikan informasi yang aktual dan terpercaya, sesuai dengan ketentuan dan prinsip jurnalistik yang ada. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}