Apa Pengobatan Tumor Usus Besar?

DITULIS OLEH:
Fery Irawan 

Juni 18, 2013


Jika sudah membahas soal kanker atau tumor, biasanya orang akan merasa khawatir dan cenderung takut. Betapa tidak, penyakit kanker dan tumor menjadi momok menakutkan karena bisa merenggut nyawa setiap penderitanya. Kedua penyakit tersebut, bila tidak segera disembuhkan, tentu akan semakin parah dan jelas akan berujung pada kematian. Salah satu jenis tumor yang tak kalah bahaya dibandingkan jenis kanker yang lain ialah tumor usus besar.

Resiko seseorang mengidap tumor usus besar atau disebut juga dengan tumor kolon, akan semakin tinggi seiring dengan pertambahan usia seseorang.

Menurut statistik kedokteran, biasanya orang akan mudah terserang tumor usus besar ini pada usia di atas 40 tahun, terutama mereka yang menjalankan pola hidup yang tidak sehat.

Namun, jangan khawatir. Kini, perangkat dan metode kedokteran untuk mendeteksi sampai mengobati suatu penyakit telah banyak ditemukan.

Misalnya saja, kini sudah ada peranti khusus yang bisa digunakan untuk mendeteksi bahaya tumor usus besar dengan tindakan yang disebut kolonoskopi.

Alat yang digunakannya ialah Colonoscope. Dengan alat pendeteksi dini tumor usus besar ini, seorang pekerja medis (dokter) bisa memeriksa keseluruhan bagian usus besar seseorang secara teliti untuk melakukan pendeteksian terhadap kemungkinan adanya tumor ataupun polip.

Keberadaan tumor di usus besar tersebut apabila dibiarkan dan tidak segera dideteksi dan diobati, maka berpotensi menjadi tumor ganas atau kanker.

Di negara-negara maju, upaya pendeteksian dini dianjurkan untuk meminimalisir kemungkinan berkembangnya tumor menjadi kanker ganas yang membahayakan.

Bahkan bagi mereka yang telah berusia di atas 40 tahun, dianjurkan untuk melakukan deteksi dini setiap 3 sampai 5 tahun sekali. Hal itu untuk mengurangi kemungkinan tumor berkembang dan menimbulkan keluhan pada pasien.

Jika sudah timbul keluhan, biasanya tumor telah berada pada fase yang sulit disembuhkan. Pemeriksaan dengan kolonoskopi dilakukan dengan menggunakan lensa serat optik yang dimasukkan ke anus untuk menjangkau usus besar.

Dengan alat tersebut, dokter dapat mengetahui apakah ada kelainan berupa benjolan dan sejenisnya di usus besar tersebut. Namun, hal yang harus dilakukan sebelum kolonoskopi dilakukan ialah membersihkan terlebih dahulu sisa-sisa makanan, sehari sebelum tindakan ini dilakukan.

Pasien juga biasanya akan diperintahkan untuk meminum larutan pencuci perut di sore dan malam hari sebelum dilakukan pemeriksaan.

Pemeriksaan akan dilakukan dengan cara membaringkan pasien menghadap ke arah samping. Kemudian, lensa serat optik dimasukkan perlahan-lahan ke dalam lubang anus.

Lensa tersebut berperan besar dalam mengirimkan gambar keadaan di dalam usus besar ke layar monitor untuk kemudian dianalisa oleh dokter. Prosedur tersebut biasanya akan memakan waktu sekitar 20 menit.

Dan apabila diketahui ada polip atau benjolan di bagian usus besar, maka dokter akan mengambil sampel jaringan tumor tersebut dengan menggunakan alat yang sama untuk dilakukan analisa lanjutan di laboratorium patologi–anatomi.

Apa langkah berikutnya setelah tindakan kolonoskopi? Pasien akan disuruh istirahat selama sekitar 1 jam dengan tujuan untuk menghilangkan pengaruh obat penenang.

Dokter akan memperbolehkan Anda makan, 2 jam setelah tindakan tersebut. Kemungkinan besar, dokter juga akan membatasi segala aktifitas Anda, terutama jika ketika dilakukannya kolonoskopi tersebut dibarengi dengan pengangkatan jaringan karena diketahui adanya polip. Dokter akan menerangkan hasil pemeriksaan secara langsung kepada Anda.

Makanya itu, untuk menghindari segala kemungkinan terjadinya tumor usus besar, sebaiknya Anda mulai memeriksakan usus besar Anda apakah ada gangguan atau tidak.

Sebagian besar rumah sakit telah diperlengkapi dengan alat Colonoscope ini sehingga Anda bisa kapan saja melakukan pendeteksian dini terhadap kemungkinan timbulnya tumor usus besar ini.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Fery Irawan seorang editor sekaligus penulis yang antusias dan sadar untuk memberikan informasi kesehatan yang tidak berat sebelah. Aktif menulis beragam artikel kesehatan selama beberapa tahun terakhir. Ia selalu berupaya menyampaikan informasi yang aktual dan terpercaya, sesuai dengan ketentuan dan prinsip jurnalistik yang ada. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}