Apa Penyebab dan Akibat Malnutrisi Protein Energi (PEM)?

DITULIS OLEH:
Fery Irawan 

April 24, 2014


Meluasnya kematian anak beberapa dekade lalu yang diakibatkan oleh malnutrisi benar-benar mengundang prihatin penduduk dunia. Lalu, apa sebenarnya penyebab malnutrisi protein energi? Memang kesenjangan sosial, politik ataupun ekonomi menjadi tersangka utama yang menyebabkan kekurangan makanan. Namun bukan itu maksudnya, Anda akan melihat lebih dalam bagaimana proses terjadinya malnutrisi protein energi.

Malnutrisi terjadi karena kekurangan zat gizi yang dipicu oleh dua hal: Pertama, kurangnya konsumsi protein, kalori, vitamin, dan mineral. Kedua, adanya infeksi yang disebabkan oleh penyakit seperti diare, campak, malaria, dan penyakit pernapasan. Jenis penyakit tersebut dapat mengurangi selera makan, sehingga turut menyebabkan malnutrisi.

Anak-anak memang menjadi sasaran dari malnutrisi, tapi apa alasannya?

Karena anak-anak membutuhkan banyak asupan gizi sewaktu mereka dalam masa perkembangan, maka dari itu dibutuhkan banyak asupan kalori dan protein yang seimbang. Sama halnya dengan wanita hamil ataupun ibu menyusui yang beresiko mengalami malnutrisi.

Maka dari itu seringkali dokter kandungan mengingatkan Anda untuk mengonsumsi makanan bergizi selama masa kehamilan, mengingat malnutrisi pada anak sering bermula dari dalam kandungan. Bila sang ibu mengalami kekurangan gizi, maka berat badan bayi yang lahir akan ringan atau tidak normal. Malnutrisi pada anak juga terjadi, jika seorang ibu terlalu cepat menghentikan pemberian ASI, kurangnya menjaga kebersihan, dan kebiasaan menyusui yang buruk.

Menurut UNICEF (sebuah organisasi PBB yang menggalang dana untuk anak-anak) mengomentari bahwa kekurangan vitamin A telah memengaruhi 100 juta anak kecil di dunia dan mengakibatkan kebutaan, memperlemah sistem kekebalan tubuh, bahkan mengurangi daya tahan anak terhadap infeksi.

Malnutrisi pada anak dapat terlihat jika ia sering menangis, mudah sakit, terhambatnya pertumbuhan dan perkembangannya, kehilangan berat badan, mata dan ubun-ubun tampak mencekung, kulit bayi tidak lentur, dan suhu tubuh yang menurun atau tidak menentu.

Lalu, Apa dampak jangka panjang yang dihadapi anak penderita malnutrisi?

Sebagai dampak lanjutannya, seorang anak yang mengidap malnutrisi dapat mengalami kerusakan organ dan sistem, seperti jantung, ginjal, lambung, usus, paru-paru, maupun otak. Kerusakan organ-organ penting tersebut merupakan alasan mengapa mereka mengalami kerusakan mental, kehilangan intelektual, dan lambat pertumbuhannya.

UNICEF juga menambahkan bahwa dampak malnutrisi dapat berlangsung hingga dewasa dan menjadi pemicu serangan jantung, diabetes, serta tekanan darah tinggi. Namun, bukan berarti Anda tak dapat menemukan solusi ampuh dalam mencegah terjadinya malnutrisi.

Malnutrisi dapat dicegah dan diatasi sebelum ini menjadi masalah yang serius bagi kesehatan anak Anda. Artikel berikutnya akan mengulas metode pengobatan dan pencegahan malnutrisi. Demikianlah penyebab dan akibat malnutrisi protein energi yang seringkali menjangkiti anak-anak. Oleh karena itu, jika Anda sedang hamil atau menyusui ada baiknya untuk selalu menjaga kesehatan yang juga berpengaruh langsung pada sang buah hati.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Fery Irawan seorang editor sekaligus penulis yang antusias dan sadar untuk memberikan informasi kesehatan yang tidak berat sebelah. Aktif menulis beragam artikel kesehatan selama beberapa tahun terakhir. Ia selalu berupaya menyampaikan informasi yang aktual dan terpercaya, sesuai dengan ketentuan dan prinsip jurnalistik yang ada. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}