Apa Itu Penyakit Trofoblastik Gestasional?

DITULIS OLEH:
Fery Irawan 

Juni 30, 2011


Penyakit trofoblas gestasional (PTG) merupakan penyakit yang terjadi pada saat kehamilan, penyakit ini terjadi pada sel-sel trofoblas.

Di dalam tubuh wanita, sel trofoblas hanya ditemukan bila wanita itu hamil. Dengan kata lain, penyakit ini adalah proliferasi atau perbanyakan sel trofoblas yang berasal dari kehamilan.

Klasifikasi klinis dari penyakit ini dibagi menjadi dua, yakni mola hidatidosa dan penyakit trofoblas ganas. Penyakit trofoblas ganas di sini termasuk jenis mola invasif, mola yang bermetastatis atau menyebar, dan koriokarsinoma.

Pada dasarnya terdapat tiga macam tipe sel trofoblas yang terdapat dalam plasenta yaitu sitotrofoblas (CT), sinsitiotrofoblas (ST), dan intermediate trophoblast (IT). Setiap sel di atas berespons terhadap produksi hormon yang spesifik terhadap plasenta.

Pada kasus ini, kehamilan tidak berkembang menjadi janin yang sempurna melainkan menjadi kondisi patologik yang terjadi selama minggu-minggu pertama kehamilan berupa degenerasi hidropik dari jonjot korion sehingga menyerupai gelembung yang disebut mola hidatidosa.

Umumnya, penderita akan menjadi baik kembali, tetapi beberapa diantaranya mengalami degenerasi keganasan berupa koriokarsinoma. Perubahan dari gen secara signifikan secara patogenesis dan perubahan atau degenerasi menjadi keganasan (koriokarsinoma) dari penyakit trofoblas gestasional seperti mola hidatidosa belum dapat dijelaskan secara pasti.

Angka kejadian penyakit trofoblas gestasional berbeda-beda di setiap negara, bahkan antara satu daerah dengan daerah lain dalam satu negara. Angka kejadian di dunia adalah 0,5-2,5 per 1000 kehamilan. Angka insiden di Amerika Utara adalah 0,6-1,1 per 1000 kehamilan, dengan koriokarsinoma muncul setiap 20.000-40.000 kehamilan.

Secara umum, angka insiden yang lebih tinggi ditemukan pada orang Amerika Tengah, Afrika, dan Asia. Di Indonesia sendiri, angka kejadian PTG dilaporkan sebesar 11,5 per 1000 kehamilan. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan angka insiden penyakit gestasional trofoblas tertinggi di dunia.

Harapan hidup seseorang dengan penyakit trofoblas gestasional tergolong baik meskipun penyebaran telah muncul. Penyebab utama angka harapan hidup yang buruk adalah terlambatnya diagnosis dan pengobatan. Untuk mengatasi kendala itu, pasien perlu diberi penyuluhan dan diyakinkan bahwa mereka akan tetap memiliki fungsi reproduksi yang normal.

Bagaimana Cara untuk Skrining dan Deteksi Dini Penyakit Ini?

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui Anda terkena penyakit trofoblas gestasional atau tidak, yaitu sebagai berikut:

  • Perdarahan uterus pada trimester pertama.
  • Hilangnya denyut jantung fetus (bayi) dan struktus tubuh fetus.
  • Pembesaran rahim yang cepat: pembesaran rahim lebih cepat dari usia kehamilan.
  • Kadar β-HCG lebih besar dari usia kehamilan seharusnya.
  • Pecahnya vesikel.
  • Mual-muntah saat kehamilan.
  • Adanya kista teka lutein.
  • Preeklampsia pada trimester pertama.

Pemeriksaan apa saja yang harus dilakukan bila saya menderita penyakit trofoblas gestasional? Pemeriksaan yang diperlukan pada pasien dengan mola hidatidosa adalah sebagai berikut:

  • Pemeriksaan klinis termasuk pemeriksaan saraf, tekanan darah, pemeriksaan saraf mata, pemeriksaan juga dilakukan untuk melihat adanya penyebaran pada vagina atau tidak.
  • Foto rontgen dada untuk melihat terjadi penyebaran atau tidak.
  • Darah lengkap termasuk jumlah trombosit, fungsi ginjal, fungsi hati, golongan darah, tes fungsi tiroid, PT, PTT, protrombin, fibrinogen jika secara klinis mendukung.
  • HCG immunoassay.
  • MRI atau CT-scan bila dicurigai adanya penyebaran ke otak.
  • CT-scan hepar bila ada indikasi. CT-scan seluruh tubuh dapat dilakukan pada pasien dengan metastatis pada paru.
  • Kuretase sebaiknya dilakukan dengan hati-hati. Biopsi dapat dilakukan pada tempat yang tepat. Pada tempat biopsi dapat terjadi perdarahan yang sangat parah.
  • MRI bila terdapat indikasi.
  • Pemeriksaan hormon tiroid (TSH, fT3, fT4) bila ada indikasi.
  • Scan selektif menggunakan anti HCG antibodi dihubungkan dengan radioaktif iodin atau iodium dapat dilakukan bila terdapat penyakit yang kebal terhadap kemoterapi.

Setelah diagnosis, perlu dilakukan operasi secepat mungkin. Apabila sebelum operasi terdapat masalah-masalah seperti gangguan pembekuan darah, hipertiroid, atau kelainan paru, maka diobati dulu kemudian baru dilakukan operasi atau pengeluaran mola. Operasi sebaiknya dilakukan dengan cara kuretase.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Fery Irawan seorang editor sekaligus penulis yang antusias dan sadar untuk memberikan informasi kesehatan yang tidak berat sebelah. Aktif menulis beragam artikel kesehatan selama beberapa tahun terakhir. Ia selalu berupaya menyampaikan informasi yang aktual dan terpercaya, sesuai dengan ketentuan dan prinsip jurnalistik yang ada. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}