Penyakit Sindrom Nefrotik: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya


By Cindy Wijaya

Istilah medis sindrom nefrotik mungkin cukup asing bagi Anda. Anda juga bisa jadi tak mengira bahwa penyakit ini berkaitan dengan ginjal. Ditambah lagi, tidak banyak yang mengerti seberapa berisikonya penyakit ini ketika sedang menyerang.

Penyakit sindrom nefrotik berkaitan dengan kerusakan pada sistem penyaringan ginjal. Akibatnya, protein yang seharusnya tersimpan dalam plasma darah mengalir menuju area ginjal dan terlarut dalam urin. Kondisi ini menyebabkan kadar protein dalam urin meningkat sekaligus juga menurunkan kadar protein dalam darah.

Padahal, protein dalam darah memiliki peran penting terutama dalam fungsi sirkulasi darah. Ketika kadar protein dalam plasma darah mengalami ketidakseimbangan, komposisi cairan akan mengalami gangguan yang bisa memicu terjadinya pengendapan—secara medis disebut ‘edema’.

Edema adalah kondisi ketika terbentuk pengendapan yang menyebabkan akumulasi cairan pada area celah antar sel atau area interstitial. Kondisi ini menyebabkan terjadinya pembengkakan dan lebam. Lazim terjadi pada area mata, wajah, kaki, dan tangan.

Apa Sebenarnya Penyakit Sindrom Nefrotik?

Pada kondisi normal, seharusnya dilakukan penyaringan oleh pembuluh darah glomeruli yang berada pada ginjal. Penyaringan ini membantu menyaring komponen yang dianggap masih dibutuhkan tubuh agar tidak masuk ke dalam ginjal dan menarik sejumlah limbah, toksin, serta residu tubuh untuk masuk ke dalam ginjal.

Penyakit sindrom nefrotik terjadi apabila fungsi pembuluh darah glomeruli ini mengalami kerusakan. Akibatnya fungsi penyaringan tidak berjalan dengan efektif, senyawa-senyawa yang sekiranya masih dibutuhkan oleh tubuh tidak berhasil ditahan dan akhirnya lolos menuju ginjal. Itu sebabnya secara awam penyakit ini juga biasa disebut penyakit ‘ginjal bocor’.

Penyakit ini cukup lazim menyerang anak-anak, meski tidak sedikit kasus sindrom nefrotik yang dialami orang dewasa. Pada kebanyakan kasus sindrom nefrotik pada anak, masalah muncul karena kerusakan pertumbuhan dari pembuluh darah ginjal yang menyebabkan fungsi glomeruli tidak optimal. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak bagian berikut mengenai penyebab sindrom nefrotik.

Apa Saja Penyebab Sindrom Nefrotik?

Ada sejumlah kondisi yang ditengarai secara medis sebagai penyebab penyakit sindrom nefrotik. Ini kebanyakan berkaitan dengan bagaimana pembentukan dan fungsi dari pembuluh darah glomeruli ini mengalami perubahan serta disfungsi.

  • Perubahan kecil terkait glomerulonephritis
    Dikatakan 90 persen kasus sindrom nefrotik pada anak berawal dari kondisi ini. Kondisi ini mengacu pada terbentuknya perubahan pada saluran pembuluh darah glomeruli yang tidak mudah dideteksi. Meski perubahannya sedikit, namun sangat berpengaruh pada perubahan fungsi dari jaringan ini. Sampai saat ini belum dapat dipahami apa yang menjadi penyebab kerusakan ini.
  • Segmental fokal pada glomerulosclerosis
    Kondisi ini berkaitan dengan terbentuknya jaringan parut pada area glomeruli sehingga mengganggu kinerja dari pembuluh darah ini. Biasanya kondisi ini berkaitan dengan pengaruh infeksi dan penyakit lain yang menyerang ginjal lalu menyebabkan adanya kerusakan jaringan pada glomeruli. Kerusakan tersebut akhirnya menyisakan jaringan parut.
  • Membranous glomerulonephritis
    Kondisi ini mengacu pada terbentuknya penebalan pada dinding glomeruli dengan munculnya membran tambahan pada dinding dalam pembuluh glomeruli. Sebagian besar kasus sindrom nefrotik berkaitan dengan kondisi membranous glomerulonephritis. Kondisi ini terjadi karena faktor yang belum dapat dipastikan, tetapi sejumlah kasus hepatitis, lupus, malaria, kanker, dan efek kelebihan toksin juga bisa memungkinkan terjadinya keluhan ini.
  • Amiloidosis
    Amiloidosis adalah sebuah kondisi dimana sumbstansi amiloid protein dalam tubuh berada dalam kadar yang berlebihan. Kondisi ini biasanya memang akan memengaruhi kondisi ginjal dan melemahkan fungsi penyaringan pada glomeruli. Protein amiloid sendiri adalah sejenis substansi yang sebenarnya dimanfaatkan oleh sum-sum tulang belakang. Ketika jumlahnya berlebihan tubuh otomatis akan menyimpannya dalam sel-sel tubuh. Hanya saja seharusnya cadangan amiloid ini hanya berada dalam kadar kecil, karena ketika kadarnya berlebihan, fungsi dan kinerja dari sel-sel dimana amiloid disimpan akan terganggu. Dalam kadar tinggi amiloid akan berubah menjadi toksin.
  • Perdarahan dalam ginjal
    Terjadinya sumbatan dalam ginjal bisa muncul karena sejumlah sebab, seperti kerusakan pembuluh darah, pembekuan darah, sklerosis pada pembuluh darah ginjal akibat efek penumpukan trombosit atau kolesterol, juga efek dari penyakit infeksi pada ginjal yang memicu perdarahan. Kerusakan dinding pembuluh darah ini akan menyerang pula pada pembuluh darah glomeruli yang akibatnya bisa menyebabkan sindrom nefrotik. Dalam ulasan MAYO CLINIC, diungkap bahwa lupus juga bisa memicu kerusakan pada dinding pembuluh darah yang kemudian bisa menyerang sistem pembuluh darah pada ginjal, termasuk pembuluh glomeruli.
  • Diabetes
    Diabetes memang berdampak pada kerusakan pada fungsi ginjal, termasuk pula kerusakan pada glomeruli. Kondisi ini mengacu pada kerusakan ginjal yang dikenal dengan nefropati. Ini karena diabetes akan akan merusak sejumlah fungsi sistemik cairan dalam tubuh, sistem penyaringan darah, serta fungsi sirkulasi cairan dalam tubuh yang berkaitan langsung dengan ginjal, termasuk fungsi penyaringan yang sangat melibatkan glomeruli.
  • Kerusakan jantung
    Masalah kesehatan jantung juga bisa menjadi penyebab penyakit sindrom nefrotik. Pengaruh sejumlah jenis masalah jantung terhadap sistem keseimbangan cairan dalam tubuh yang menjadi penyebab kesehatan jantung juga dapat mengakibatkan masalah pada ginjal dan sistem penyaringan di dalamnya.
  • Masalah ginjal yang berkaitan dengan pengobatan
    Sejumlah pengobatan, suplemen, dan terapi ternyata bisa menyebabkan kerusakan pada ginjal. Dan salah satu pengaruhnya juga bisa menyebabkan penyakit sindrom nefrotik. Kebanyakan kasus sebenarnya berkaitan dengan mengonsumsi obat atau suplemen melebihi dosis yang dibenarkan. Ini membuat ginjal harus menyaring toksin lebih kuat dan kadang merusak fungsi penyaringan itu sendiri.

GEJALA SINDROM NEFROTIK

Sejumlah kondisi yang bisa menjadi gejala dari penyakit sindrom nefrotik antara lain adalah :

  • Keluar urin yang berbuih atau berbusa karena pengaruh tingginya kadar protein dalam urin.
  • Wajah, tangan, atau kaki yang membengkak akibat efek edema, sebagaimana sudah dijelaskan di atas.
  • Tubuh sangat mudah merasa lelah dan lemas karena sistem keseimbangan cairan dalam tubuh terganggu.
  • Mudah terserang penyakit akibat fungsi imunitas yang terganggu.
  • Mual-mual dan kehilangan nafsu makan.
Segeralah periksakan diri ke dokter apabila Anda mengalami gejala-gejala seperti di atas yang membuat Anda khawatir.

Bagaimana Penanganan Penyakit Sindrom Nefrotik?

Sebenarnya cara menangani penyakit sindrom nefrotik akan sangat bergantung pada penyebab penyakit tersebut. Beda penyebab juga berarti penanganan yang berbeda. Namun secara umum, penanganan untuk penyakit sindrom nefrotik akan dijalankan dalam beberapa metode sebagai berikut:

  • Terapi dengan obat khusus dari jenis anti hipertensi
    Sejenis obat anti hipertensi dari jenis angiotensin converting enzyme inhibitors terbukti bukan hanya membantu menurunkan tekanan darah tetapi juga mengurangi kadar protein yang dilepas ke dalam urin. Terapi ini kadang menjadi kontraindikasi dengan mereka pengidap hipotensi. Jenis obat yang bisa digunakan dalam terapi ini antara lain captopril, benazepril, dan enalapril. Ingatlah bahwa konsumsi obat-obat tersebut harus sesuai dengan petunjuk dokter.
  • Terapi diuretik
    Tujuan utama dari terapi ini adalah untuk menghasilkan urin lebih banyak. Tujuannya tentu saja untuk membantu mengurangi kadar protein dalam ginjal dan membantu menarik lebih banyak cairan dari dalam tubuh untuk dibuang melalui urin. Ini juga akan membantu mencegah terbentuknya edema.
  • Obat anti koagulan (anti pembekuan darah)
    Obat yang bekerja sebagai anti pembekuan darah juga bisa menjadi terapi untuk pengobatan penyakit sindrom nefrotik. Biasa diberikan pada kondisi sindrom nefrotik yang disebabkan oleh pembekuan darah. Sejumlah terapi antikoagulan yang lazim dberikan pada penderita sindrom nefrotik antara lain warfarin dan heparin. Ingatlah bahwa penggunaan obat ini harus sesuai dengan petunjuk dokter.
  • Steroid untuk inflamasi
    Pada kasus inflamasi yang mengakibatkan kerusakan pada ginjal dan sistem pembuluh darah dibutuhkan steroid atau obat anti inflamasi untuk mengatasi infeksi serta peradangan. Biasanya ketika peradangan berhasil di atasi, maka kerusakan glomeruli juga dapat diatasi.
  • Imunosupressan
    Sejumlah kasus penyakit sindrom nefrotik terjadi akibat kondisi autoimun yang menyebabkan inflamasi dan kerusakan pada glomeruli. Seperti pada kasus glomerulonephritis. Untuk itu, terapi untuk mengendalikan kinerja imun yang berlebihan dan abnormal kadang diambil untuk mengatasi faktor penyebab.
  • Terapi kolesterol dan diabetes
    Pada kasus sindrom nefrotik yang berkaitan dengan efek kolesterol atau diabetes, penting untuk mengatasi sumber masalahnya dengan terapi yang tepat. Mengatasi sumber masalahnya sangat penting untuk mengatasi kondisi sindrom nefrotik sampai tuntas.

Dengan kondisi sindrom nefrotik seseorang akan sangat mudah mengalami edema. Jadi kendalikanlah tekanan darah dan asupan garam yang dapat memperburuk efek edema. Bila edema dibiarkan terlalu sering terjadi akan merusak jaringan, sistem aliran darah, dan memicu timbulnya infeksi yang serius.

Selain itu, kendalikan pula asupan protein dalam makanan harian Anda. Kadang Anda akan diminta menjalankan diet protein dalam kadar khusus untuk mencegah semakin banyak protein yang lolos ke dalam urin. Meski penyakit sindrom nefrotik menyebabkan kadar protein dalam darah turun, namun mengonsumsi banyak protein justru akan memperburuk kondisi.

Jalankan terapi untuk membantu memperbaiki fungsi ginjal. Konsumsilah sejumlah makanan yang membantu merawat kesehatan ginjal untuk membantu proses penyembuhan. Anda bisa pilih jenis asupan suplemen, makanan, atau herbal yang mengandung banyak anti oksidan semacam flavonoid dan quercetin. Anti oksidan secara umum akan membantu menstimulasi regenerasi sel rusak pada ginjal dan membantu meningkatkan fungsi penyaringannya.

Beberapa suplemen dan herbal yang baik untuk kesehatan ginjal antara lain kunyit, daun kumis kucing, lempuyang, dan Noni Juice. Konsumsilah dalam dosis yang tepat dan pada waktu yang harus disesuaikan dengan konsumsi obat medis untuk membantu pengobatan berjalan lebih efektif.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}