9 Bahan Makanan Penyebab Nyeri Sendi yang Sebaiknya Dipantang


By Cindy Wijaya

Jika Anda seorang penderita radang sendi, Anda mungkin sudah rajin minum obat untuk mengurangi rasa nyeri dan kaku di persendian. Tapi sebenarnya makanan yang dikonsumsi juga besar pengaruhnya pada nyeri sendi yang Anda rasakan. Jadi penderita radang sendi tidak boleh makan apa? Simak di sini jenis-jenis makanan penyebab nyeri sendi yang sebaiknya dipantang.

Kalau Anda tahu apa saja jenis makanan penyebab sakit sendi, Anda jadi bisa memilih menu makanan sehari-hari yang aman dan sehat. Sebenarnya dibandingkan dengan banyak jenis makanan yang tersedia, pantangan makanan penderita radang sendi hanyalah sedikit. Jadi Anda tetap leluasa mengonsumsi makanan yang lezat.

9 Bahan Makanan Penyebab Nyeri Sendi

Ketika seseorang menderita radang sendi, tubuhnya ada dalam kondisi peradangan (inflamasi). Apa yang dimakan olehnya bukan hanya meningkatkan peradangan, tetapi juga dapat menyebabkan kondisi kronis lainnya seperti obesitas, penyakit jantung, dan diabetes. Berikut adalah 9 bahan makanan penyebab nyeri sendi yang memicu lebih banyak peradangan di tubuh penderita radang sendi.

Gula

Mungkin sulit untuk menolak godaan camilan manis seperti kue, cookies, cokelat, minuman soda, bahkan jus buah. Tetapi ada peringatan dari lembaga kesehatan American Journal of Clinical Nutrition, gula olahan memicu pelepasan pembawa pesan inflamasi yang disebut sitokin (cytokine), yang pada gilirannya bisa meningkatkan peradangan dalam tubuh.

Gula punya banyak nama, jadi perhatikanlah di label komposisi kata apa pun yang diakhiri dengan “osa”, misalnya fruktosa atau sukrosa.

Lemak Jenuh

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa lemak jenuh memicu peradangan adiposa (jaringan lemak), yang tidak hanya menjadi indikator dari penyakit jantung, tetapi juga memperburuk peradangan artritis.

Contoh makanan yang menjadi sumber lemak jenuh yang banyak adalah makanan cepat saji seperti pizza dan burger. Makanan penyebab nyeri sendi lain yang mengandung banyak lemak jenuh adalah produk daging (terutama daging merah), produk susu full-fat, hidangan pasta, dan hidangan penutup yang dibuat dari tepung.

Lemak Trans

Lemak trans dikenal sebagai pemicu peradangan sistemik. Jenis lemak ini dapat ditemukan dalam makanan cepat saji dan produk gorengan lainnya, makanan ringan olahan, produk sarapan yang dibekukan, kue, donat, keripik dan kerupuk, dan sebagian besar margarin. Hindarilah makanan yang tertera minyak terhidrogenasi parsial (partially hydrogenated oil) pada label komposisinya.

Asam Lemak Omega 6

Asam lemak omega 6 merupakan asam lemak esensial yang sebenarnya dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan normal. Tubuh butuh keseimbangan yang sehat antara asam lemak omega-6 dan omega-3. Namun mengonsumsi omega-6 secara berlebihan dapat membuat tubuh memproduksi bahan kimia pemicu peradangan.

Jenis asam lemak ini terdapat dalam produk minyak seperti minyak jagung, safflower, bunga matahari, biji anggur (grapeseed), kedelai, kacang tanah, dan minyak sayur. Juga terdapat pada mayones dan banyak jenis saus salad.

Karbohidrat Olahan

Produk olahan dari tepung putih (contohnya rotik dan keripik), nasi putih, kentang putih (kentang tumbuk instan atau kentang goreng), dan banyak produk sereal merupakan karbohidrat olahan. Menurut Scientific American, karbohidrat olahan dapat lebih buruk dari lemak dalam memicu obesitas dan kondisi kronis lainnya.

Makanan karbohidrat olahan termasuk makanan yang punya infeksi glikemik tinggi, yang memicu produksi produk akhir glikasi lanjutan (advanced glycation end, disingkat AGE) yang merangsang peradangan dalam tubuh.

MSG

Monosodium glutamat (MSG) adalah bahan aditif penguat rasa makanan yang paling umum digunakan dalam masakan Indonesia. Bahan aditif ini juga umum digunakan dalam produk kecap, makanan cepat saji, sup dan campuran sup, saus salad, dan produk daging. Bahan kimia ini dapat memicu dua jalur penting peradangan kronis, serta memengaruhi kesehatan hati.

Gluten dan Kasein

Orang yang mengalami nyeri sendi dan sensitif terhadap gulten atau kasein mungkin akan lebih baik nyeri sendinya jika menghindari dua bahan makanan itu. Gluten terdapat pada gandum, barley dan rye, sedangkan kasein terdapat pada produk susu.

Dan orang yang menderita penyakit celiac juga disarankan menerapkan diet bebas gulten. Sebab gluten memicu respons autoimun yang merusak usus kecil dan kadang menyebabkan nyeri sendi.

Kemungkinan ada kaitannya antara dua kondisi itu, beberapa orang penderita radang sendi juga sensitif terhadap gulten atau juga memiliki penyakit celiac.

Aspartam

Aspartam adalah pemanis buatan yang sering dipakai sebagai pengganti gula dalam produk makanan atau minuman yang diklaim bebas gula (sugar free). Meskipun disetujui oleh lembaga kesehatan FDA, namun belum diketahui tentang efeknya pada penderita penyakit autoimun.

Jika Anda sensitif terhadap bahan kimia ini, sistem kekebalan Anda mungkin bereaksi terhadap “zat asing” dengan menyerang bahan kimia itu, yang pada gilirannya akan memicu respons peradangan.

Alkohol

Alkohol membebani fungsi hati. Konsumsinya yang berlebihan dapat melemahkan fungsi hati dan mengganggu interaksi antar organ lainnya, juga dapat menyebabkan peradangan. Jadi yang terbaik adalah memasukkannya dalam daftar pantangan makanan penderita radang sendi, atau jika tidak bisa, konsumsi hanya secukupnya saja.

Konsumsi Juga Makanan yang Baik untuk Nyeri Sendi

Anda sudah tahu bahwa makanan penyebab nyeri sendi yang terutama adalah jenis-jenis makanan yang dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh.

Namun selain menghindari daftar pantangan makanan penderita radang sendi, untuk meredakan gejala-gejala radang sendi juga perlu mengonsumsi jenis-jenis makanan yang baik untuk radang sendi. Contohnya adalah buah-buahan, sayur-sayuran, ikan, dan asam lemak omega-3.

Salah satu contoh sayur yang bagus untuk nyeri sendi adalah kubis-kubisan seperti brokoli, kembang kol, dan kale. Kubis-kubisan mengandung banyak nutrisi, antioksidan, vitamin, dan serat. Suatu penelitian di tahuhn 2005 mendapati bahwa sulphoraphane, senyawa antioksidan dalam kubis-kubisan, dapat memblokir enzim yang menyebabkan nyeri sendi dan peradangan.

Di samping makanan, ada juga herbal yang dapat membantu mengatasi peradangan dan nyeri sendi. Salah satu herbal yang disarankan ialah Noni juice (sari buah Noni). Seperti senyawa yang dimiliki kubis-kubisan, Noni juice juga mampu memblokir enzim penyebab nyeri sendi dan peradangan.

Karena itu seorang penderit radang sendi yang rutin mengonsumsi Noni juice dapat terbantu bebas dari rasa nyeri dan bengkak di persendian mereka.

Baca juga: 7 Makanan Pereda Nyeri Sendi yang Bantu Sendi Bebas Digerakkan

Kesimpulan tentang Makanan Penyebab Nyeri Sendi

Sebagai kesimpulannya, jadi penderita radang sendi tidak boleh makan apa? Dalam artikel ini telah dibahas 9 jenis bahan makanan penyebab sakit sendi: gula, lemak jenuh, lemak trans, asam lemak omega 6, karbohidrat olahan, MSG, gulten dan kasein, aspartam, serta alkohol.

Ingatlah sembilan bahan makanan tersebut dan masukkanlah makanan-makanan yang mengandung mereka ke dalam daftar pantangan makanan penderita radang sendi Anda. Anda mungkin tidak perlu sampai benar-benar menghindarinya, tapi setidaknya batasi konsumsi bahan-bahan makanan tersebut.

Lalu yang tidak kalah penting adalah mengimbanginya dengan mengonsumsi jenis-jenis makanan yang baik untuk persendian. Contohnya adalah buah-buahan, sayur-sayuran, ikan, asam lemak oemga 3, dan herbal anti-peradangan seperti Noni juice.

Demikianlah artikel ini yang mengupas tentang makanan penyebab nyeri sendi. Semoga informasi ini berguna bagi Anda. Temukan juga ulasan-ulasan informatif lain seputar kesehatan hanya di Deherba.com.

Sumber

Sumber Referensi:

Arthritis Foundation. 8 Food Ingredients That Can Cause Inflammation. URL: https://www.arthritis.org/health-wellness/healthy-living/nutrition/foods-to-limit/8-food-ingredients-that-can-cause-inflammation

Cleveland Clinic. The Best Foods to Help Relieve Your Joint Pain. URL: https://health.clevelandclinic.org/the-best-food-to-help-relieve-your-joint-pain/

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}