Melakukan Pencegahan Pneumonia dengan Vaksinasi

DITULIS OLEH:
Fery Irawan 

Mei 20, 2012


Anda yang seorang ibu, apalagi yang baru melahirkan tentu sangat dicemaskan dengan penyakit pneumonia. Penyakit ini memang yang paling ditakutkan oleh banyak kaum ibu yang memiliki balita.

Pneumonia merupakan penyakit yang menjadi pembunuh nomor wahid bagi anak-anak balita. Ada banyak penyebab seorang balita terserang pneumonia yakni pemberian ASI yang tidak eksklusif, kekurangan gizi, kepadatan hunian, polusi udara, serta kesulitan akses terhadap pelayanan kesehatan.

Selain menghindari faktor resiko di atas, pencegahan juga bisa dilakukan dengan melakukan beberapa pendekatan seperti perbaikan gizi, pengobatan pneumonia, penggunaan antibiotik secara benar dengan diawasi oleh petugas kesehatan, dan mengunjungi rumah sakit yang tepat untuk kasus pneumonia yang tergolong berat.

Faktor resiko pneumonia ini bisa dilakukan dengan pemberian ASI eksklusif dan juga asupan zinc, peningkatan cakupan imunisasi, serta pengurangan polusi udara.

Sesuai dengan judul artikel ini, salah satu cara untuk melakukan pencegahan terhadap pneumonia ialah dengan memberikan vaksinasi. Adapun vaksinasi yang tersedia untuk mencegah pneumonia secara langsung yakni Haemophilus influenza type b (Hib),  Penumococcus (PCV), pertussis, dan vaksin campak.

Di Indonesia, vaksin campak dan pertussis telah termasuk dalam program vaksinasi nasional. Sedangkan untuk Pneumococcus dan juga Hib telah direkomendasikan badan kesehatan dunia (WHO) untuk juga diberikan guna mencegah terserangnya pneumonia pada balita.

Kedua vaksin yang disarankan oleh WHO, menurut penelitian, efektif dalam mencegah kematian 1.075.000 balita dalam setahunnya. Namun, terkendala harganya yang mahal menyebabkan belum banyak negara yang memasukkan kedua vaksin “ajaib” tersebut dalam program vaksinasi nasionalnya, termasuk di Indonesia. Berikut merupakan ulasan secara mendalam terkait keempat vaksin yang kerap digunakan untuk mencegah penyakit pneumonia pada balita.

Vaksin Heamophilus Influenza Type b (Hib)

Bakteri Haemophilus influenza type b (Hib) ini di negara-negara berkembang merupakan penyebab radang otak (meningitis) dan juga pneumonia yang utama. Vaksin Hib sebetulnya sudah ada sejak 10 tahun silam hanya saja penggunaannya masih sangat terbatas.

Di beberapa negara maju, penggunaan vaksin Hib telah masuk dalam program imunisasi nasional. Di negara-negara maju, hampir seluruh anak-anak balitanya sudah mendapatkan vaksin Hib.

Namun di negara-negara berkembang, vaksinasi ini baru digunakan oleh sekitar 42% populasi anak. Sedangkan di negara terbelakang angkanya lebih parah lagi, yakni hanya 8%.

Ada beberapa penyebab mengapa vaksinasi yang menggunakan Hib ini masih sangat minim di negara-negara berkembang dan terbelakang, dan yang paling mencuat ialah karena harganya yang mahal dan minimnya imformasi mengenai urgensi Hib untuk pneumonia khususnya pada balita.

Vaksin Pneumococcus

Tak beda jauh dengan Hib, bakteri Pneumococcus merupakan penyebab utama pneumonia pada balita di negara-negara berkembang. Vaksinnya sendiri sudah tersedia cukup lama yang bisa digunakan oleh anak-anak di atas usia 2 tahun yang dikenal dengan nama pneumococcal conjugate vaccine (PCV).

Penelitian yang dilakukan di AS menunjukkan bahwa penggunaan vaksin ini secara rutin pada bayi telah menurunkan angka pneumonia pada anak-anak dan keluarganya.

Yang beredar kini ialah vaksin PCV 7 yang berarti dalam vaksin tersebut mengandung 7 stereotipe bakteri pneumococcus. Dalam penelitian lainnya di Gambia, pemberian PCV 9 telah berhasil menurunkan kasus pneumonia sebanyak 37% serta pengurangan kematian pada anak sebanyak 16%.

Vaksin Campak

Campak merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus campak. Pemberian vaksinasi campak bisa menurunkan kejadian penyakit campak pada balita dan juga menurunkan tingkat kematian akibat pneumonia. Vaksinasi campak ini telah lama ada, sekitar 40 tahun yang lalu.

Vaksin Pertussis

Penyakit pertussis ini dikenal sebagai batuk rejan atau batuk seratus kali. Vaksinasi terhadap penyakit ini sudah lama dilakukan di Indonesia dalam program imunisasi nasional, yang biasanya diberikan bersama dengan difteri dan tetanus.

Pada negara yang memiliki cakupan imunisasi rendah, angka kematian akibat penyakit ini masih tergolong tinggi mencapai 295.000-390.000 anak per tahun. Itulah beberapa vaksinasi yang diperlukan untuk melakukan pencegahan kemungkinan terserangnya balita Anda oleh pneumonia.

Pemberian vaksinasi ini sangat penting bukan hanya untuk menjaga balita dari pneumonia namun juga meningkatkan kekebalan tubuh sehingga sampai dewasa akan sulit terserang penyakit.

Makanya, bagi orang tua yang anaknya belum diberikan vaksinasi, terutama campak dan pertussis yang sudah masuk dalam program imunisasi nasional harap segera memberikan vaksinasi untuk kebaikan dan kesehatan anak Anda.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Fery Irawan seorang editor sekaligus penulis yang antusias dan sadar untuk memberikan informasi kesehatan yang tidak berat sebelah. Aktif menulis beragam artikel kesehatan selama beberapa tahun terakhir. Ia selalu berupaya menyampaikan informasi yang aktual dan terpercaya, sesuai dengan ketentuan dan prinsip jurnalistik yang ada. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}