Bagaimana Pencegahan dan Pengobatan Kanker Endometrium?


By Fery Irawan

Cara terbaik untuk mencegah kanker dinding rahim adalah dengan menghindari faktor resiko.

Langkah-langkah yang harus diambil dapat meliputi mempertahankan berat badan normal dengan makan dalam jumlah cukup, diet tinggi nutrisi, dan berolahraga secara teratur; mengonsumsi pil KB hanya jika tidak ada gangguan dengan kondisi medis Anda dan hindari pengobatan dengan estrogen tunggal.

Beberapa faktor resiko tentu tidak dapat dihindari, contohnya riwayat keluarga dengan kanker payudara, kanker usus, dan kanker indung telur. Pubertas dini dan menopause terlambat juga merupakan bagian dari genetik dan tidak dapat diubah. Oleh sebab itu, deteksi dini perlu dilakukan. Kapan saya harus ke dokter?

Wanita memiliki jumlah, durasi, dan periode menstruasi yang berbeda-beda. Seorang wanita harus menyadari  apakah perdarahan yang dialaminya normal atau tidak.

Jika perdarahan di rasa lebih banyak, lebih sering, atau mengalami flek-flek di antara periode menstruasi, maka ia harus segera mengunjungi dokter. Perdarahan abnormal dapat disebabkan oleh berbagai hal, oleh karena itu mengetahui penyebab pastinya sangatlah penting.

Pengobatan Apa yang Harus Saya Jalankan?

Pengobatan kanker dinding rahim bergantung pada tingkat stadium kanker. Stadium ditentukan dari pembedahan awal, yang meliputi pengambilan seluruh rahim dan leher rahim (total abdominal hysterectomy), saluran indung telur, dan indung telur.

Organ-organ ini diperiksa untuk menentukan penyebaran kanker. Saat operasi dilakukan, sel-sel ganas diambil dari sekitar perut beserta kelenjar getah bening pada panggul dan area sekitarnya untuk kemudian diperiksa oleh ahli patologi.

Setelah itu, dibuat keputusan mengenai pengobatan yang harus dilakukan. Operasi merupakan pilihan pengobatan utama pada kanker dinding rahim. Pilihan lain dapat meliputi terapi radiasi, kemoterapi, dan terapi hormon.

Terapi radiasi menggunakan radiasi tinggi energi (seperti X-ray) untuk membunuh sel kanker. Dapat ditembakkan dari mesin di luar tubuh (radiasi eksternal) atau dari sumber kecil diletakkan dalam tubuh di dekat kanker (brachytherapy). Radiasi dapat digunakan untuk stadium II, III, dan IV, meskipun keputusan menggunakan radiasi bergantung pada penyebaran kanker.

Terapi ini biasa dilakukan setelah operasi untuk membunuh sel-sel kanker yang masih tersisa dalam tubuh. Radiasi juga merupakan terapi pengganti pada wanita yang tidak bisa dioperasi karena masalah medis lain.

Efek samping dari terapi radiasi ini antara lain mudah lelah, diare, dan peningkatan frekuensi buang air kecil yang disertai rasa panas. Pada kemoterapi, digunakan obat potensial untuk membunuh sel kanker.

Keuntungannya adalah dapat menyerang sel kanker di bagian tubuh manapun. Kerugiannya adalah efek sampingnya yang sangat banyak meliputi mual, rambut rontok, kelelahan, kurang darah/anemia, meningkatnya resiko infeksi lain, dan kerusakan organ (contoh ginjal).

Kemoterapi dipilih pada kanker dinding rahim yang sudah meluas. Meskipun terapi ini memberikan kesembuhan pada beberapa pasien, kanker dapat timbul kembali.

Pilihan pengobatan lain, terapi hormon, banyak digunakan hanya pada pasien stadium lanjut dan adanya metastatis (penyebaran luas). Setelah terapi dilaksanakan, pasien harus menjalani pemeriksaan untuk menentukan seberapa efektif terapi yang diberikan.

Jika penanda tumor CA 125 pada awal diagnosis tinggi, kadarnya akan diperiksa lagi saat selesai terapi. Pasien juga harus  menjalani tes darah dan radiologi yang memperlihatkan adanya kekambuhan atau tidak.

Dokter mengharuskan wanita untuk dites dan diperiksa secara rutin untuk mencegah kekambuhan dan bila terjadi dapat ditemukan lebih dini. Dokter akan mendiskusikan jadwal mengenai kunjungan ini dengan pasien dan keluarganya.

Bagi Anda yang ingin mencoba alternatif pengobatan lain, Sarang Semut dapat membantu Anda dalam mengatasi kanker endometrium. Silakan kunjungi halaman tersebut untuk mendapatkan informasi yang Anda butuhkan.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Fery Irawan seorang editor sekaligus penulis yang antusias dan sadar untuk memberikan informasi kesehatan yang tidak berat sebelah. Aktif menulis beragam artikel kesehatan selama beberapa tahun terakhir. Ia selalu berupaya menyampaikan informasi yang aktual dan terpercaya, sesuai dengan ketentuan dan prinsip jurnalistik yang ada. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}